Rumah Musik Harry Roesli di Bandung dijual. Rumah milik ikon legendaris musik di Bandung ini berada di Jalan Supratman No. 59, Bandung, Jawa Barat.
Putra Harry Roesli, Layala Khrisna Patria menuturkan pihak keluarga sepakat melepas rumah tersebut seharga Rp 25 miliar.
Keputusan untuk menjual rumah ini bukanlah hal yang mudah. Ia dan keluarga besar telah berdiskusi berkali-kali sejak 2018. Bahkan saat kabar ini sampai ke teman-teman dekatnya, mereka menyayangkan rumah legendaris itu harus dilepas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menimbang sangat lama ya, keluarga memikirkan sejak lama. Akhirnya ketika sering bertemu dan semua sepakat ini yang terbaik, harus dijual. Memang begitu informasi ini diketahui oleh teman-teman terdekat, banyak menyayangkan, tapi begitu menjelaskan situasinya mereka paham. Jadi yang terbaik rumah ini harus dijual," kata Layala ketika ditemui detikJabar, seperti yang dikutip pada Kamis (19/12/2024).
Layala mengungkapkan sebelum memutuskan untuk dijual, beberapa ruangan di Rumah Musik Harry Roesli ini sempat disewakan. Pasalnya biaya operasionalnya cukup besar hingga puluhan juta.
"Karena operasional kan di lokasi strategis dengan rumah besar ya biayanya nggak murah bulanannya. Jadi beberapa ruang disewakan untuk bertahan. Tapi jadinya ruang gerak kita terbatas," ungkapnya.
Meskipun keputusan ini disayangkan, Rumah Musik Harry Roesli sebenarnya bukan tempat utama sang ayah berkarya, melainkan di bangunan sebelahnya, rumah No. 57. Di sana, Harry Roesli album Ken Arok yang fenomenal pada 1977 silam tercipta bersama karya-karya lainnya.
"Sebenarnya ini bukan rumah pertama yang dijual, dulu itu rumah sebelah nomor 57, jadi kiprah hary roesli itu disana kalau ini rumah tinggal. Rumah sebelah tahun 2012 dan dipindah ke sini," tuturnya.
Keluarga meyakini meskipun Rumah Musik Harry Roesli dijual, tidak akan menghapus jejak spirit dan warisan yang ditinggalkan oleh mendiang Harry Roesli.
"Jadi yang kita lihat, ini sekedar rumah, kita pindah kemanapun yang penting bawa orangnya, bawa spiritnya, jadi tempat dimanapun selama spirit dan pergerakannya masih ada," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di detikJabar
(aqi/das)