Rencana perpanjangan tenor cicilan rumah menjadi 30 tahun sedang difinalisasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Bank Tabungan Negara (BTN). Direktur BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan perpanjangan tenor membuat angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Tujuannya itu aja, (angsuran) lebih affordable (terjangkau). Affordable orang sering salah, orang sering bilang affordable itu bunga. Affordable menurut saya adalah angsuran, (yakni) kemampuan orang mengangsur. Masyarakat bawah itu nggak peduli berapa provisi, berapa bunga," ujar Nixon kepada awak media di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (21/11/2024).
Meski angsuran lebih lama, masyarakat memilih nominal angsuran yang sesuai dengan penghasilan. Ia mencontohkan seseorang dengan gaji Rp 4 juta merasa mampu mengangsur Rp 1,1 juta per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendapat angka yang lebih murah, tenor KPR bisa diperpanjang dengan cara tersebut. Lalu, harga rumah juga harus sekalian diturunkan karena menjadi pokok kredit nantinya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan skema pembiayaan tersebut kini masih digagas. Skema ini terutama untuk anak muda agar dapat mengikuti siklus kerja.
"Jadi cicilan awalnya lebih rendah. Nanti seiring dengan waktu cicilannya meningkat, sehingga tidak flat cicilannya tapi skalanya juga 30 tahun jadi bisa lebih lunak," jelas pria yang akrab disapa Tiko itu.
"Lagi kita finalkan (dengan BTN). Nanti perlu mungkin dukungan dari pemerintah dengan konsep FLPP atau KPR bersubsidi yang baru. Sedang kita bahas dengan Kementerian Keuangan nanti," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan rencana perpanjangan tenor cicilan rumah dari 15 tahun menjadi 30 tahun. Hal itu diungkapkan usai melakukan pertemuan dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara).
Erick dan Ara membahas skema pembiayaan untuk mendorong proyek perumahan rakyat. Pemerintah akan membuat skema pembiayaan agar masyarakat dapat mencicil lebih lama sehingga bisa lebih murah. Hal ini juga akan berlaku untuk perumahan kelas menengah.
"Kita akan mendorong juga scheme financing, di mana mortgage ini yang tadi 15 tahun kalau bisa jadi 30 tahun. Supaya kembali membantu masyarakat yang memang sudah punya budget tertentu, dengan ditarik 30 tahun, dia akan cicilannya jauh lebih murah. Ini bukan rumah rakyat, tapi ini menyeluruh ya, baik rumah rakyat, menengah, ataupun yang kelas lainnya," tutur Erick di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (7/11) lalu.
(dhw/das)