Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, Nixon LP Napitupulu mengungkapkan 24 juta keluarga di Indonesia tinggal di rumah yang tidak layak. Rumah-rumah tersebut dibangun secara swadaya dan di bawah standar Kementerian Perumahan.
Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI bersama Dirut PT BNI, BTN, BSI, BRI, dan Bank MANDIRI (Persero) Tbk di Senayan pada Rabu (13/11/2024).
"Kemudian ada 24 juta keluarga yang memiliki rumah, namun kita kategorikan tidak layak huni. Jadi persoalan PR-nya masih banyak, kurang lebih 34 juta keluarga. Kalau satu keluarga dikali empat orang, berarti masih ada 120 juta orang hidup tanpa rumah atau tidak layak huni," kata Nixon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, jumlah backlog perumahan juga masih tinggi di Indonesia. Sekitar 10 juta keluarga diketahui belum memiliki rumah.
"Jumlah backlog kita masih banyak, 10 juta keluarga belum memiliki rumah di Indonesia," tuturnya.
Terlepas dari itu, Nixon menyampaikan pengambil KPR saat ini di BTN didominasi dari kaum millennial. Rata-rata berasal dari pasangan baru.
"Kemudian realisasi KPR per usia majority millennial. Jadi yang beli rumah for some buyers adalah pasangan-pasangan baru," ungkapnya.
Selain itu, tren baru menunjukkan jika semakin banyak perempuan yang mengambil KPR sekitar 32,5%. Sebelumnya, laki-laki mendominasi, tetapi saat ini hanya 67,5%.
"Kemudian dari sisi akad, hari ini juga menarik Pak, akad makin menarik semakin hari trennya, yang akad lebih banyak perempuan. Kita lihat dulu dominan pria. Hari ini, perempuan sudah 32%," ungkapnya.
Dari segi pekerjaan, kebanyakan pengambil KPR merupakan pekerja dari sektor formal baik swasta maupun pemerintahan. Sementara debitur dari pekerja informal hanya 9,7%.
"Dan kalau kita lihat dari sisi realisasi yang menerima dari sektor formal. Dan bisa kita lihat 90,3% ini juga kliennya BPJS Ketenagakerjaan, jadi pada umumnya mereka bekerja di sektor industri," jelasnya.
(aqi/das)