Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) sempat mengungkapkan pendapatan riil masyarakat Indonesia terus mengalami penurunan di tengah biaya hidup yang terus melonjak. Hal tersebut bisa menjadi tantangan dalam pembangunan nasional.
Dilansir detikFinance, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Scenaider C.H. Siahaan mengatakan proporsi pendapat masyarakat yang dikeluarkan untuk konsumsi menunjukkan tren penurunan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sepanjang 2010-2023.
Pada 2010, proporsi pendapatan riil terhadap PDB per kapita sebesar 78,5% dan sempat naik pada 2011 menjadi 78,9%. Namun, selama empat tahun terakhir menunjukkan penurunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disposable income terhadap PDB per kapita pada 2023 hanya berada di 72,7%. Disposable income menggambarkan nilai maksimum pendapatan masyarakat yang tersedia yang dapat digunakan untuk konsumsi.
Apabila pendapatan masyarakat untuk konsumsi terus mengalami penurunan, apakah akan berdampak pada sektor properti?
Menurut CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, hal itu sangat berdampak ke sektor properti. Bahkan bisa membuat masyarakat untuk menunda beli rumah karena uang yang dimiliki habis untuk kebutuhan sehari-hari.
"Iya saat ini beban biaya makanan dan biaya untuk perumahan sangat besar. Kredit bank mulai terancam banyak yang macet, selain itu juga para calon pembeli banyak yang menunda pembeliannya. Perbankan juga saat ini relatif memperketat persetujuan KPR-nya," ujarnya kepada detikcom, Jumat (13/9/2024).
Hal senada juga disampaikan oleh Konsultan Properti, Anton Sitorus. Menurutnya, jika biaya hidup masyarakat semakin meningkat tetapi tidak dibarengi dengan pendapatan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, maka masyarakat akan semakin kesulitan membeli rumah.
"Pertama, jika keadaan terus seperti itu, maka masyarakat akan hanya fokus pada biaya-biaya yang basic. Untuk kebutuhan seperti gadget, kendaraan, hingga liburan maka akan ditunda," ujarnya ketika dihubungi detikcom.
Di sisi lain, Chief Marketing Office Pinhome, Fibriyani Elastria menilai turunnya daya beli masyarakat belum dapat disimpulkan berdampak langsung pada minat pencarian dan pembelian properti saat ini. Sebab, dari data yang dimilikinya masih tampak pertumbuhan positif dalam pencarian rumah hunian dari kuartal II ke kuartal III 2024.
"Fakta ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk memiliki hunian tetap tinggi, meskipun daya beli melemah," katanya kepada detikcom.
Sementara itu, pada kuartal III mulai ada pergeseran preferensi masyarakat yang lebih memilih menyewa hunian dibandingkan membelinya. Contohnya, hal itu terjadi di Jakarta.
"Kami mencatat adanya pergeseran preferensi di DKI Jakarta, di mana minat terhadap penyewaan hunian meningkat sebesar 30% dibandingkan minat membeli hunian dalam dua bulan terakhir. Ini mungkin mencerminkan dampak tantangan ekonomi, khususnya di kota besar seperti Jakarta, di mana biaya hidup yang tinggi dan terus meningkat tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan yang sepadan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia terus mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut sejak April 2024. BPS menyebut Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03% (month to month/mtm) pada Agustus. Sementara itu, pada Juli terjadi deflasi 0,18%, dan pada Juni juga deflasi 0,08%. Deflasi pertama kali terjadi pada Mei di rentang 0,03%.
Pada saat yang bersamaan, jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia terus mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir. Mayoritas dari mereka turun kelas hingga membuat jumlah masyarakat yang rentan miskin membengkak. Padahal kelas menengah menyumbang perekonomian Indonesia.
Berdasarkan catatan BPS, jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta jiwa pada 2024 atau setara dengan 17,13% proporsi masyarakat di Tanah Air. Jumlah itu menurun dibandingkan 2019 yang mencapai 57,33 juta jiwa atau setara 21,45% dari total penduduk.
"Bahwa memang kami identifikasi masih ada scarring effect dari pandemi COVID-19 terhadap ketahanan dari kelas menengah," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (28/8/2024).
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/abr)