Kreasi warga Kampung Seuseupan, Desa Buniwangi, Kecamatan pagelaran, Kabupaten Cianjur berhasil membuat kampungnya viral dengan sebutan 'Kampung Galon'. Pasalnya, dia memanfaatkan galon air mineral menjadi pembatas rumah atau pagar buatan. Keistimewaan pagar ini adalah bagian dalam galon tersebut ditambahkan air berwarna-warni yang terlihat estetik.
Melansir dari detikJabar, Solihin (61), warga Kampung Galon adalah pelopor dari pemakaian galon air mineral bekas sebagai pagar unik sejak 2020 lalu. Setelah melihat tampilan rumahnya jadi jauh lebih unik dan indah, warga sekitar pun ikut melakukan hal yang sama.
"Awalnya saya memanfaatkan galon bekas sebagai pagar. Karena kan rumah panggung, jadi kalau pagarnya tembok atau besi jadi kurang bagus. Karena ada galon bekas yang saya kumpulkan, dijadikanlah pagar yang unik. Sekarang ada beberapa rumah yang dipagari dengan galon berisi air warna-warni," kata Solihin seperti yang dikutip pada Jumat (9/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini bukan hanya rumah penduduk yang memiliki pagar dari galon air mineral bekas, melainkan gapura kampung tersebut juga terbuat dari bahan yang sama.
Berdasarkan pengamatan detikJabar, lokasi 'Kampung Galon' tidak jauh dari gapura tersebut. Saat memasuki area 'Kampung Galon', mata langsung dimanjakan dengan puluhan galon warna-warni tersusun rapi di rumah-rumah warga. Mulai dari merah, kuning, biru, hingga hijau. Selain itu, galon bekas air mineral yang digunakan juga berbentuk sama.
![]() |
Selain dimanjakan dengan warna-warna dari air di dalam galon, kawasan 'Kampung Galon' juga terasa sejuk dan asri karena dikelilingi pesawahan serta perbukitan.
Berjalan lebih jauh, masih bisa ditemukan rumah-rumah dengan galon bekas air mineral warna-warni di sekeliling rumah. Menurut Solihin, warna tersebut berasal dari pewarna makanan yang diteteskan ke dalam air.
Ketika warna airnya berubah keruh atau berjamur, isi galon tersebut harus segera diganti agar tampilannya kembali cantik.
"Pakai pewarna makanan biar aman. Kan setiap dua bulan sekali atau kalau sudah ada yang berlumut langsung diganti airnya supaya tetap jadi indah terlihatnya," jelasnya.
Kemudian, alasan dirinya dan warga lainnya meletakkan belasan galon bekas sebagai pagar karena menyesuaikan dengan bentuk rumah. Solihin sendiri tinggal di rumah panggung. Apabila memakai pagar yang tinggi menurutnya kurang bagus dilihat. Maka dari itu, Solihin menggunakan galon bekas air mineral sebagai pagar.
Selain pagar, dia juga menggunakan galon bekas air mineral sebagai pot tanaman karena tidak mudah terinjak. Dia meletakkan pot-pot tanaman tersebut di belakang rumahnya.
Ke depannya, dia ingin mengajak warga lainnya untuk memanfaatkan galon air atau barang bekas lainnya untuk sesuatu yang bermanfaat dan bisa mempercantik kampung mereka.
"Rencananya memang mau mengajak warga yang lain. Supaya tidak hanya mempercantik kampung, tetapi juga mengurangi sampah dengan memanfaatkannya jadi berbagai kreasi yang tidak rumit tapi indah," bebernya.
Artikel ini sudah tayang di detikJabar.
(aqi/aqi)