Kata Pengusaha Keramik soal Dampak Bea Impor Melejit ke Harga Rumah

Kata Pengusaha Keramik soal Dampak Bea Impor Melejit ke Harga Rumah

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Selasa, 23 Jul 2024 14:25 WIB
Ketua Asosiasi Industri Keramik Indonesia, Edy Suyanto
Edy Suyanto. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Jakarta -

Usulan kenaikan tarif Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) sampai 200% untuk beberapa produk impor, salah satunya keramik tengah menjadi sorotan. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Prof Rhenald Kasali mengatakan upaya ini dikhawatirkan dapat berpengaruh pada kemampuan Gen Z yang ingin memiliki rumah.

"Kalau impor bahan baku dipajaki hingga 200%, bagaimana nasib Gen Z atau bahkan Milenial yang mau punya rumah? Padahal, impor pun karena nyatanya kapasitas produksi kita memang belum sanggup. Belum lagi produk-produk Gen Z lainnya juga ikut kena, dari bahan pakaian, kosmetik, elektronik hingga keramik bahan bangunan," kata Rhenald di media sosialnya, @rhenald.kasali seperti yang dikutip pada Selasa (23/7/2024).

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia, Edy Suyanto mengatakan kebijakan BAMD ini tidak akan mempengaruhi Gen Z memiliki rumah. Sebab, saat BMAD nantinya berlaku pelaku industri keramik tidak dapat asal menaikkan harga, melainkan tetap ada mekanisme pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, produk yang akan terkena dampak dari BMAD ini adalah keramik yang melanggar ketentuan dan terbukti melakukan dumping yaitu menjual keramik dengan harga terlalu murah. Di luar itu, harga keramik impor tidak akan mengalami kenaikan banyak. Apalagi untuk keramik lokal yang akan terbantu dengan kebijakan BMAD ini. Harganya tidak akan naik dengan kualitasnya jauh lebih bagus daripada produk impor yang dijual murah.

"Logika dasarnya, komponen keramik cuma berapa sih terhadap satu rumah dan yang paling penting yang harus kita catat, bahwa ini kenaikan yang tadinya mungkin 1,2% dari total komponen biaya pembangun rumah. Dengan kenaikan BMAD tadi, dengan dasar kata importir itu kan hanya naik ke 1,4% dari total produksi biaya pembangunan sebuah rumah," kata Edy kepada detikProperti pada Selasa (23/7/2024).

ADVERTISEMENT

Menurut riset dari CNBC Indonesia, harga keramik Cina yang dikenal lebih murah di pasaran (dumping) akan mengalami kenaikan karena BMAD. Kenaikan ini memiliki selisih Rp 10.000 dari harga sebelum ada rencana BMAD.

"Kabar dari importir sekarang lebih susah masuk di pelabuhannya, biaya impor juga bakal lebih mahal dibanding sekarang ini, keramik polos impor yang sebelumnya Rp 78.000 per m2 nantinya bisa jadi Rp 88.000 per m2," kata penjual keramik, Lani kepada CNBC Indonesia di Jakarta Timur, pada Senin (22/7/2024).

Selain itu, alasan kedua upaya BMAD ini dijamin tidak akan mempengaruhi kemampuan Gen Z memiliki rumah adalah karena keramik impor ini lebih sering dipakai untuk rumah mewah menengah ke atas.

Sementara untuk Gen Z yang baru memulai bekerja dengan gaji sekitar UMR membutuhkan waktu untuk membeli rumah mewah di atas Rp 2 M. Maka dari itu, target rumah yang terjangkau bagi Gen Z adalah rumah sederhana atau rumah subsidi yang kebanyakan memakai keramik dan material lokal.

"Yang kedua, bahwa yang dikenain BMAD adalah produk keramik jenisnya HT, homogeneous tile yang 90 % adalah ukuran 60 cm x 60 cm yang mana selama ini memang dipakai untuk rumah menengah atas. Satu yang kita jaga, bahwa tidak akan terjadi kenaikan harga untuk rumah subsidi," tekannya.




(aqi/dna)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads