.webp)
Kebutuhan air bersih sama pentingnya seperti kita membutuhkan makanan. Namun memang tidak semua tempat tersedia air bersih. Biasanya kawasan yang kotor dan tercemar sulit mendapatkan air bersih atau jumlahnya terbatas. Beruntungnya kondisi ini tidak dialami oleh warga sekitar Bantargebang. Mereka mengaku tetap mendapat air bersih meski tinggal dekat gunung sampah.
Menurut Ketua RT 001, Jamar rumah-rumah di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menggunakan air tanah yang bersih dan tidak terkontaminasi gunungan sampah yang hanya berjarak 500 meter dari mereka.
"Bersih karena ada artesis (air tanah), jet pump, sumur pump dari pemerintah. Gratis alhamdulillah," kata Jamar kepada detikProperti pada Selasa (17/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan rumah-rumah semi permanen milik pemulung juga mendapat air bersih. Salah satu warga yang tinggal di rumah tersebut, Riana memperlihatkan kondisi air di rumahnya yang bening. Menurutnya selama dia tinggal di sana juga tidak pernah berbau.
 Kondisi air di rumah Riana. Foto: Dok. Istimewa |
"Kalau air bagus, putih, nggak ada bau-baunya. Bau-bau sampah nggak ada. Saya pake jet pump, Sanyo," ujar Riana.
Tim detikProperti mencoba bertanya juga dengan rumah paling ujung di perbatasan dengan area kantor dan pabrik pengolahan sampah di TPST, ternyata penghuninya juga tidak ada masalah air bersih. Sri menambahkan rumah juga pernah didatangi oleh tim peneliti dan terbukti airnya aman digunakan.
"Alhamdulillah air saya bagus. Pokoknya nggak ngecewain, udah sering disamperin dokter dokter ke sini semua," imbuh Sri.
"Saya pakai air sumur sendiri. Saya nggak pernah dapat sumbangan air PAM. Saya punya pompa sendiri," lanjutnya.
 Penampakan pemukiman sekitar Bantargebang. Foto: Pradita Utama |
Sementara itu, kawasan permukiman terdekat dari Bantargebang berlokasi di RT 001/RW 05, Bantargebang, Ciketingudik, Bekasi. Kawasan ini bisa diakses melewati gerbang masuk Bantargebang, kemudian berbelok ke area kantor pusatnya. Di ujung lahan kosong di samping kantor, terdapat jalan kecil yang hanya bisa dilalui motor dan pejalan kaki.
Rumah-rumah pemulung di RT 001 cukup beragam, mulai dari yang permanen hingga semi permanen yang terbuat triplek. Menurut istri Jamar, Sri rumah-rumah permanen tanpa ada karung sampah atau tumpukan botol plastik di depan halamannya, mereka adalah warga asli Kecamatan Bantargebang. Sementara jika ada tumpukan sampah atau plastik di depan rumahnya, mereka rata-rata adalah pemulung pendatang.
Terpisah, Jamar menyampaikan sebagian besar warga di wilayahnya adalah pendatang dari luar daerah. Hanya sekitar 200 orang saja yang statusnya warga Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi.
"Saya satu yang warga asli KK, KTP 260 (orang). Tapi kan banyak KTP luar Indramayu, Pasak, Kalimantan, dan itu hampir 600 (orang), rata-rata pendatang," ungkapnya.
(aqi/zlf)
