Tumpukan sampah menjulang setinggi gedung belasan lantai di Bantar Gebang Bekasi. Tak heran, banyak yang menyebut Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang ini adalah gunung sampah yang berada di timur Jakarta.
Soal bau, jangan ditanya. Sejak detikProperti tiba pagi hari di lokasi, bau tak sedap langsung menusuk hidung. Apalagi saat truk besar pengangkut sampah datang hilir mudik. Namun, hal itu tak dirasakan oleh warga setempat.
"Yah tergantung sih. Kalau masalah bau nggak malem, nggak siang, kalau yang baru dateng (sampah) yah bau. Kalau yang udah biasa, nggak bau," ujar Sri salah seorang warga kepada detikProperti kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri memiliki tempat tinggal yang paling dekat dengan batas TPST Bantar Gebang. Pemandangan gunung sampah, hilir mudik truk bahkan rumah yang dipenuhi lalat sudah jadi 'makanan' sehari-hari.
"Nggak terlalu bau, mungkin sudah terbiasa kali ya," timpal Riana, warga lain yang sudah tinggal di Bantar Gebang sejak 1989.
Bau dan lalat buat mereka tak masalah. Justru sampah yang selama ini jadi sumber cuan mereka. Mereka berdua adalah pemulung dan pengepul. Jadi, baik Sri dan Riana tak ambil pusing soal itu asal dapurnya tetap ngebul.
"Kalau di sini, bagi saya nggak ada duka apa-apa asal saya mau kerja, saya bisa makan," ungkapnya.
Selain Sri dan Riana, banyak warga yang tinggal di sekitaran gunung sampah Bantar Gebang. Ketua RT 01, Jamar sebagian besar warga di wilayahnya adalah pendatang dari luar daerah. Hanya sekitar 200 orang saja yang statusnya warga Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi.
"Saya satu yang warga asli KK, KTP 260 (orang). Tapi kan banyak KTP luar Indramayu, Pasak, Kalimantan, dan itu hampir 600 (orang), rata-rata pendatang," kata Jamar.
Rumah Jamar berjarak 100 meter dari rumah Sri dan Riana. Jamar mengaku asli warga Bantar Gebang. Rumahnya lumayan mencolok. Dibanding rumah sekitarannya yang mayoritas berupa gubuk seng sementara, rumah Jamar bertingkat dua.
![]() |
Rumah ini adalah warisan peninggalan orang tuanya.
Area permukiman ini berada 500 meter dari gunungan sampah Bantar Gebang. Permukiman hanya dipisahkan jalan besar sebagai akses satu-satunya truk sampah dan kantor TPST Bantar Gebang beserta tempat pengolahan sampah.
Truk-truk sampah di Bantar Gebang terus berdatangan selama 24 jam. Dari jalan utama dekat Mega Bekasi Hypermall, sudah banyak ditemui mobil pengangkut sampah. Pemandangan belakang truk adalah kumpulan lalat beterbangan dan air menetes dari selanya dan meninggalkan bau tak enak.
Semua truk ini menuju ke lokasi yang sama yakni Bantar Gebang. Saat jam padat seperti pukul 10.00-13.00 WIB, semua truk sampah sampai bersamaan di gerbang, terlihat belasan mobil mengantri masuk. Setelah pengukuran bobot truk, mereka masuk ke area gunung sampah melewati jalan menanjak di sisi kiri. Muatan ditumpahkan ke lahan paling landai di sana. Setelah semua muatan ditumpahkan, ada beberapa truk yang diparkirkan di badan jalan.
Tidak jauh dari kantor TPST Bantargerbang ada jalan kecil yang hanya bisa dilalui motor. Di sana area permukiman terdekat bisa ditemui.
Rumah di sana dibagi menjadi 2 macam, permanen dan semi permanen atau biasa disebut gubuk. Rumah permanen bangunannya terbuat dari bata dan atap yang kokoh, sementara itu gubuk hanya terbuat dari triplek, kayu batangan, dan beratapkan terpal.
Namun, kedua rumah tersebut memiliki kesamaan. Layaknya kampung 'nelayan', halamannya rata-rata dipenuhi 'hasil tangkapan' berupa sampah. Kondisinya tidak seburuk gunung sampah. Namun, sejauh mata memandang, setiap halaman rumah pasti ditemui botol gelas, gelas plastik, karung bekas, bekas kemasan sampo dan sabun, dan masih banyak lagi.
Sampah-sampah yang sudah disortir dimasukkan ke dalam karung besar berwarna putih. Lalat beterbangan di sekitar sana. Setiap ada tumpukan sampah datang, hewan kecil itu juga ikut merayakan.
Tidak cukup dengan sampah baru dan lalat, di ujung-ujung rumah mereka banyak karung putih penuh dengan sampah menumpuk.
Mau tahu kelanjutan cerita mengenai bagaimana rasanya tinggal di dekat TPST Bantar Gebang? Tunggu artikel selanjutnya
(aqi/zlf)