Petugas pencocokan dan penelitian (coklit) Pilkada 2024 menemukan rumah dalam gang di Cimahi dihuni oleh 46 orang dari 18 KK. Rumah tersebut memiliki luas 70 meter persegi dan terdiri dari 2 lantai. Tinggal di rumah yang sempit dan hidup berdempetan, apa saja risikonya?
Pengamat Perkotaan, Yayat Supriatna mengatakan dari rumah, banyak nilai bisa ditanamkan. Jika dalam ruang sempit dihuni sampai puluhan orang dan bercampur, tentu tidak baik untuk kesehatan dan psikologi penghuninya.
"Aspek rumah itu harus rumah yang layak huni. (kondisi rumah seperti di Cimahi) Sulit bercampur orang dewasa dengan anak-anak. Secara hubungan psikologis berbahaya itu, antara orang dewasa yang berumah tangga dan anak-anak bercampur-campur," kata Yayat saat dihubungi detikProperti pada Selasa (9/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, melansir dari situs Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), salah satu syarat rumah yang layak huni dan sehat diantaranya tersedianya ruang gerak dan terhindar dari kebisingan. Selain itu, harus tersedianya privasi, nyaman ditempati, dan tercipta komunikasi yang baik antar anggota keluarga.
"Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan dan ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan serta aman. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy atau keleluasaan pribadi yang cukup, nyaman, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah," tulis situs Kemenkes seperti yang dikutip pada Senin (15/7/2024).
Apabila dua syarat tersebut tidak terpenuhi pada sebuah rumah, banyak risiko yang berdampak pada penghuni rumah.
Risiko Tinggal di Rumah Sempit dan Penuh Orang
1. Meningkatnya Stres
Menurut sebuah penelitian di jurnal, melakukan aktifitas fisik dapat mengurangi kecemasan dan stres. Jika menempati rumah yang sempit dan dihuni banyak orang, ruang gerak akan terbatas dan memicu stres. Mau tidak mau, anggota keluarga perlu keluar rumah agar syaraf dan otot akan bekerja dengan baik dan peredaran darah akan semakin lancar.
2. Mood Terganggu
Secara psikologis selain bertambah stres, seseorang juga akan bisa cepat merasa lelah saat berada di tempat yang sempit dan banyak orang. Rumah yang seharusnya memberikan ketenangan, justru merusak mood penghuninya.
3. Mudah Terjangkit Penyakit
Rumah yang dihuni oleh puluhan orang akan banyak ditemui beragam kebiasaan yang tidak bisa diseragamkan. Namun, menjaga kebersihan di dalam rumah adalah kewajiban setiap penghuninya. Jika penghuninya tidak menjaga kebersihan, rumah akan menjadi sarang kuman, debu, tungau dan jamur. Dari sini, bibit-bibit penyakit akan muncul dan bisa menjangkit penghuninya.
4. Berisiko Muncul Alergi dan Asma
Di dalam rumah yang berantakan, tungau dan debu bisa menyebabkan alergi dan asma. Tungau biasa ditemukan di alas tidur, bantal, guling, sofa, karpet, hingga gorden. Agar rumah bebas dari debu dan tungau, harus sering dibersihkan dan membuat sirkulasi udara di dalam rumah.
Namun, rumah yang sempit dan banyak orang di dalamnya terkadang sulit mendapat sirkulasi udara yang baik. Ditakutkan tungau dan debu tidak sepenuhnya hilang dan mudah muncul lagi di dalam rumah.
5. Produktivitas Menurun
Memiliki rumah yang luas, nyaman, dan bersih dapat meningkatkan produktivitas seseorang. Sebab, dia bisa berkonsentrasi mengerjakan suatu pekerjaan. Berbeda jika ada banyak orang dan ruangnya terbatas, gangguan seperti suara dapat memecah konsentrasi.
(aqi/aqi)