Ada 'Kampung Mati' di Bantul, Warga Sukarela Tinggalkan Rumah Sejak 2015

Ada 'Kampung Mati' di Bantul, Warga Sukarela Tinggalkan Rumah Sejak 2015

Pradito Rida Pertana - detikProperti
Rabu, 10 Jul 2024 18:30 WIB
Suasana di kawasan rumah-rumah kosong di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul yang viral, Senin (8/7/2024).
Penampakan rumah kosong di Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jakarta -

Deretan rumah kosong di Bantul baru-baru ini viral di media sosial dengan narasi 'Desa Mati Yogyakarta'. Pada setiap dinding rumah tersebut terdapat nomor yang dibuat dari cat semprot berwarna merah. Menurut Lurah Guwosari, Masduki Rahmad mengungkapkan rumah-rumah tersebut kosong setelah ada pembebasan lahan.

Melansir dari detikJateng 'kampung mati' di Bantul sebenarnya adalah lahan milik UIN Sunan Kalijaga. Berlokasi di Pedukuhan Kembang Putihan, Guwosari, Bantul, Yogyakarta, daerah 'kampung mati' ini tidak dibuka untuk umum. Sebab, rencananya lahan tersebut akan dikembangkan menjadi kampus 2 UIN Sunan Kalijaga. Rencana ini sudah tercetus sejak 2013 lalu, lalu dua tahun kemudian dilanjutkan dengan pembebasan lahan termasuk bangunan di sana.

"Jadi proses pembebasan lahan UIN Sunan Kalijaga itu, rumah-rumah yang masuk di video itu masuk dalam kawasan pengembangan kampus 2 UIN," kata Masduki seperti yang dilansir pada Rabu (10/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UIN Sunan Kalijaga membebaskan sekitar 73 hektare lahan di sana yang melewati 3 pendukuhan Pedukuhan Pringgading, Watugedug, dan Kembangputihan.

Menurut Masduki ada sekitar 10-15 rumah yang dibebaskan dengan biaya ganti untung sekitar Rp 300 juta hingga Rp 2 miliar. Pembayarannya dilakukan secara bertahap mulai dari 2015 hingga 2021.

ADVERTISEMENT

"Jadi warga ada yang dapat Rp 300 juta, Rp 700 juta, Rp 1 miliar hingga ada yang Rp 2 miliar. Karena tergantung bangunannya, karena yang dinilai luasan tanah, bangunan yang berdiri di atas tanah, tumbuhan atau pohon, kalau rumah dipakai usaha juga dihitung oleh tim appraisal," sebutnya.

"Pembayaran tahap pertama di tahun 2015 itu ada 118 bidang, lalu berlanjut hingga 2021. Nah rumah-rumah itu rata-rata sudah terbayar tahun 2016-2017," lanjutnya.

Warga mulai meninggalkan rumah mereka pada 2016-2017, maka dari itu saat ini tampilan rumah-rumah di 3 pendukuhan di Bantul bak 'kampung mati'. Sebab, hingga saat ini, kampus UIN Sunan Kalijaga belum terlihat memanfaatkan lahan tersebut sehingga terlihat terbengkalai.

"Sehingga aset-aset yang dimiliki dalam hal ini rumah dan bangunan-bangunan terkesan mangkrak. Terlebih warga tidak bisa memanfaatkannya lagi karena sudah dibayar oleh UIN," ujarnya.

Selama lebih dari 6 tahun lahan 73 hektar tersebut terbengkalai, UIN Sunan Kalijaga sempat memanfaatkan beberapa rumah tersebut salah satunya sebagai kantor sekretariat dan shelter Covid-19.

"Saat ini sudah kosong, tidak ada warga yang tinggal di kawasan UIN. Kecuali ada satu atau dua rumah yang dimanfaatkan UIN untuk kantor sementara, sekretariat kampus 2 UIN,"jelasnya.

Artikel ini sudah tayang di detikJogja.




(aqi/aqi)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads