Baru-baru ini viral di media sosial penampakan rumah-rumah kosong dengan narasi 'Desa Mati Yogyakarta'. Setelah ditelusuri ternyata rumah-rumah kosong ini berada di Guwosari, Bantul, Yogyakarta.
Melansir dari detikJogja yang datang langsung ke lokasi, 'kampung mati' tersebut berada di tengah hutan jati yang jalanannya belum beraspal. Rumah-rumah kosong terbengkalai tersebut dapat ditemui di sepanjang jalan dengan lokasi berjauhan. Suasana di sana pun sangat sepi.
Kawasan ini sepi karena di pinggir jalan menuju ke lokasi terpasang spanduk bertulis 'Dilarang membuang sampah dalam tanah kampus 2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta'. Selain itu terpasang papan bertulis 'Tanah negara, dilarang masuk/memanfaatkan/berburu/menebang/membakar. Kementerian Agama Republik Indonesia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta'. Dengan demikian, lahan kosong tersebut sudah bertuan yakni milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lurah Guwosari, Masduki Rahmad membenarkan jika lahan yang saat ini menjadi 'kampung mati' adalah milik UIN Sunan Kalijaga. Dia juga menambahkan, rumah-rumah kosong terbengkalai juga telah menjadi aset UIN Sunan Kalijaga saat pembebasan lahan.
"Untuk proses pembebasan untuk kampus 2 UIN itu tahun 2015," kata Masduki seperti seperti yang dilansir pada Rabu (10/7/2024).
Rencana pembebasan lahan di Guwosari, Bantul ini telah dimulai sejak 2013. Namun, pembebasan lahan dan rumah baru dijalankan 2 tahun kemudian. Warga mulai mengosongkan rumah mereka pada 2016-2017.
"Memang dari luasan 73 hektare itu di dalamnya ada sekitar 10-15 rumah yang sampai hari ini sudah terbebaskan semua, atau pemiliknya mendapat ganti untung," sebutnya.
Masduki mengatakan penghuni terakhir telah pindah pada 2019. Sementara itu, pembebasan lahan berjalan sampai 2021 lalu.
"Kalau sebagian besar sudah pindah sejak tahun 2016-2017 itu. Tapi kalau ditanya penghuni terakhir 2019 itu ada yang tinggal di sisi barat, itu pun mereka ibaratnya hanya asal menggunakan saja, bukan pemilik aslinya," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini kampus 2 UIN Jogja belum juga dibangun. Lahan dan rumah-rumah kosong di sana masih berdiri meskipun pintu, jendela, dan atapnya beberapa ada yang rusak. Menurutnya tidak heran jika ada yang menganggap daerah tersebut seperti 'kampung mati'
"Sehingga aset-aset yang dimiliki dalam hal ini rumah dan bangunan-bangunan terkesan mangkrak. Terlebih warga tidak bisa memanfaatkannya lagi karena sudah dibayar oleh UIN," ujarnya.
Artikel ini sudah tayang di detikJogja
(aqi/zlf)