Istana Presiden yang sedang dibangun di Ibu Kota Nusantara (IKN) menggunakan baja produksi dalam negeri atau lokal. Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Penasehat Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), Purwono Widodo.
Purwono yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk mengaku pihaknya yang memproduksi baja yang digunakan untuk pembuatan Istana Presiden di IKN, termasuk untuk bilah-bilah garudanya. Bahan yang digunakan pun dibuat anti-korosi atau tidak mudah berkarat dan tahan cuaca yang sering berubah-ubah.
Purwono bercerita, I Nyoman Nuarta yang mendesain Istana Presiden di IKN, mendatanginya untuk memesan baja yang akan digunakan. Sebab, dalam pembangunan Istana Presiden tidak boleh ada material impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti pembuatan Istana (di) IKN itu kan dari Pak Nyoman Nuarta, pemenangnya, itu datang ke saya kebetulan minta tolong 'karena bahan bakunya harus baja Pak Pur, dan ini Pak Pur, saya pesan'. Ini kan pertama kali Indonesia punya Istana yang didesain oleh orang Indonesia, dibuat oleh orang Indonesia, nah ini jangan sampai ada satupun material yang impor," tuturnya dalam acara Seminar & Pemeran Rantai Pasok Konstruksi Baja di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Di sisi lain, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Abdul Muis mengatakan kebutuhan baja di IKN untuk tahun 2023-2024 mencapai 331.215 ton. Ia pun menjamin kalau kebutuhan baja tersebut dapat dipenuhi oleh industri baja dalam negeri.
"Semuanya dalam negeri karena memang kita kan sedang menggala-galakan kita harus menggunakan produksi dalam negeri," ujarnya.
Pun jika ada material yang harus diimpor karena tidak bisa diproduksi di dalam negeri, kata Abdul Muis, Kementerian PUPR sudah memiliki regulasinya sehingga semua barang impor yang masuk ke Indonesia harus mendapatkan izin terlebih dahulu.
"Kami di PUPR ini sudah ada aturannya bahwasanya untuk memperketat, mengurangi impor ini harus izin. Jadi kalau ada barang impor harus izin," pungkasnya.
(abr/dna)