Korea Utara dikenal sebagai negara yang pemerintahannya dipimpin oleh diktator. Uniknya, negara ini mempunyai banyak potret dan patung pemimpin-pemimpin terdahulu yang tersebar di penjuru negeri.
Mengutip dari NK News, potret Kim Il Sung dan Kim Jong Il dipajang di setiap sekolah, transportasi umum, bahkan rumah. Seorang warga yang meninggalkan Korea Utara pada tahun 2011, Je Son Lee mengatakan kedua tokoh tersebut dianggap seperti Tuhan di negara itu.
"Itulah mengapa kami harus memiliki potret mereka agar dapat selalu bersama mereka. Ini hampir setara dengan memasang salib atau patung Yesus di gereja," ucap Lee dikutip dari NK News, Kamis (4/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan foto-foto dari Korea Utara, potret tersebut tampak berukuran 210x297 millimeter dan dikelilingi bingkai kayu. Potret ini harus digantung dalam posisi menonjol dan sentral pada dinding ruangan tanpa dekorasi apapun.
Lebih dari itu, foto Kim Il Sung dan Kim Jong Il harus digantung tinggi hingga tidak ada kepala yang melebihi tinggi potret tersebut. Satu-satunya ruangan yang tidak dipasang potret tersebut adalah kamar hotel.
![]() |
Warga pun wajib membersihkan potret kedua pemimpin itu setiap beberapa hari sekali. Di setiap perumahan, ada satu orang yang ditugaskan untuk memeriksa kondisi potret di setiap rumah.
"Jika ditemukan debu pada potret tersebut, Anda akan dikenakan denda - semakin tebal debunya, semakin banyak Anda harus membayar," kata Lee.
Setiap pasangan di Korea Utara pun diberikan potret pemimpin yang khusus dibuatkan oleh seniman khusus yang disetujui pemerintah di Mansudae Art Studio. Masyarakat diajarkan untuk memuja potret tersebut sedari kecil, bahkan Lee sempat mengira tengah diawasi oleh sosok di dalam potret itu.
Bahkan, ada cerita-cerita warga, terutama anak-anak yang meninggal dunia untuk menyelamatkan potret itu ketika banjir atau kebakaran. Seperti yang terjadi di tahun 2012, Han Hyon Gyong, anak berusia 14 tahun dipuji oleh surat kabar Rodong Sinmun karena tenggelam saat mencoba menyelamatkan potret pemimpin.
"Saat sebuah rumah dibakar, ditemukan seorang anak tewas terbakar sambil memegang potret tersebut," ujar Lee.
"Tentu saja, insiden (atau kecelakaan) seperti itu digunakan untuk propaganda Korea Utara," sambungnya.
Jun Yoo Sung, warga yang meninggalkan Korea Utara pada tahun 2005 mengiyakan pernah mendengar kejadian tersebut. Menurutnya, itulah cara rezim menekankan pentingnya menjaga potret dengan baik.
Jun mengatakan Kim Il Sung dan Kim Jong Il dianggap berkuasa dan harus menghormati lebih dari apapun. Sejak kecil, masyarakat belajar untuk menghormati dan takut terhadap potret yang ditemui setiap hari.
"Hal pertama yang saya ingat orang tua saya katakan tentang potret itu adalah: 'Kamu harus merawat potret itu dengan baik.' Kamu akan mendapat masalah besar jika tidak sengaja terjatuh saat mencoba menggantungnya di dinding," kata Yoo-sung.
"Karena orang tua saya sering memperingatkan saya tentang potret-potret itu, saya rasa saya mulai melihat potret-potret itu dengan rasa takut," ungkapnya.
Di sisi lain, ahli propaganda Korea Utara dan Direktur Riset NK News, Gianluca Spezza membandingkan keberadaan potret-potret kepemimpinan di Korea Utara dengan negara-negara seperti Thailand atau Arab Saudi.
Keluarga penguasa dinasti diidolakan dan diperlakukan dengan rasa hormat yang hampir setara dengan ibadah. Adapun kejahatan menghina raja atau penguasa tersebut akan dihukum berat.
"Umumnya, (potret) membantu memvisualisasikan suatu sosok untuk mengingatkan orang akan kehadirannya," ujar Spezza.
(dhw/zlf)