Warga Korea Utara Ogah Tinggal di Lantai Atas Apartemen, Alasannya Nyesek

Warga Korea Utara Ogah Tinggal di Lantai Atas Apartemen, Alasannya Nyesek

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Kamis, 04 Jul 2024 16:15 WIB
Apartemen di Pyongyang Korea Utara
Foto: Todd Mecklem/Creative Commons/Flickr
Jakarta -

Bangunan apartemen bertingkat tinggi di kota Chongjin dan Hoeryong, Korea Utara sudah selesai dibangun pada awal tahun ini setelah pembangunan selama beberapa tahun. Meski baru, apartemen ini kurang diminati oleh warga.

"Apartemen bertingkat tinggi di Chongjin dan Hoeryong selesai tahun ini setelah beberapa tahun dibangun. Beberapa orang telah pindah dan beberapa berencana untuk pindah (ke apartemen)," ujar seorang sumber yang tidak menyebutkan namanya di Provinsi Hamgyong Utara, dikutip dari Daily NK, Kamis (4/7/2024).

Pemerintah Provinsi Hamgyong mulai membangun apartemen bertingkat tinggi di Chongjin lima atau enam tahun lalu atas perintah pemerintah pusat. Namun, warga di Chongjin dan Hoeryong menghindari lantai atas apartemen tersebut karena merasa tidak nyaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, apartemen tersebut tidak memiliki lift, sehingga penghuni di lantai atas kesulitan untuk naik dan turun tangga. Daerah-daerah tersebut juga kekurangan listrik dan air. Hal ini membuat apartemen baru itu tidak populer di kalangan penduduk setempat.

"Tetapi tidak ada seorang pun yang mau tinggal di sana karena tinggal di lantai atas membawa banyak masalah," katanya.

ADVERTISEMENT

Orang-orang yang tinggal di lantai atas harus membawa semua yang mereka butuhkan ke unit apartemen mereka, termasuk air yang diambil dari sumur dan kayu bakar.

Sebelumnya apartemen biasanya dibangun setinggi empat hingga lima lantai. Namun, permintaan terhadap unit apartemen tersebut rendah, bahkan harganya lebih murah dibandingkan lantai satu dan dua.

Apartemen bertingkat tinggi di Chongjin berharga RMB 15.000 atau sekitar Rp 33,7 juta (Kurs Rp 2.246) hingga RMB 20.000 atau sekitar Rp 44,9 juta. Sedangkan apartemen satu lantai berharga RMB 20.000 atau sekitar Rp 44,9 juta hingga RMB 25.000 atau sekitar Rp 56,17 juta.

"Sekarang lebih tinggi dari 10 lantai-tidak ada perbaikan. Tidak mengherankan jika mereka sangat tidak populer," tuturnya.

Lebih dari itu, warga sudah kesulitan mencari nafkah. Kalau para penghuni juga harus mengerahkan tenaga fisik untuk naik turun tangga, kemungkinan permintaan akan apartemen itu akan kecil.

Di samping itu, pemerintah daerah di Hoeryong telah menghancurkan rumah-rumah satu lantai dan membangun apartemen bertingkat tinggi baru berdasarkan perintah pemerintah. Sebagian besar apartemen baru tidak memiliki lift, sehingga penduduk setempat yang mendapat apartemen di gedung-gedung tinggi baru merasa sangat tidak nyaman.

"Biasanya masyarakat yang berinvestasi membangun apartemen mendapat jatah lantai bawah, sedangkan masyarakat yang tinggal di rumah yang dibongkar mendapat jatah lantai atas," tutur sumber tersebut.

Adapun unit-unit di lantai atas mengalami aliran air yang tidak dapat diandalkan dan sulit naik turun tangga karena tidak ada lift, maka unit-unit tersebut tidak populer. Jadi sebagian besar unit apartemen tersebut dialokasikan kepada masyarakat miskin dan tidak berpengaruh.

"Beberapa orang bertanya mengapa pihak berwenang membangun apartemen yang sama sekali tidak sesuai dengan realita. Mereka mengatakan ingin pemerintah memperbaiki kondisi kehidupan dengan cepat, tapi saat ini hal itu tidak lebih dari sekedar mimpi belaka," pungkasnya.

Saksikan Live DetikSore:




(dhw/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads