Penjarahan di Rusunawa Marunda yang terjadi akhir tahun lalu meninggalkan pertanyaan besar mengenai sosok pelaku yang menghabiskan aset di sana. Pasalnya hingga saat ini belum ada pelaku yang dilaporkan ke polisi. Namun, baru-baru ini terungkap 7 pekerja Rusunawa Marunda ternyata terlibat dalam penjarahan.
Eks Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II, Uye Yayat mengonfirmasi hal tersebut dan 7 pekerja sudah tidak bekerja lagi di Rusunawa Marunda.
"Sudah kita lakukan punishment berupa pemecatan atau tidak diperpanjang status PJLP-nya. Pada saat itu, ada lima orang karena tertangkap tangan dan untuk cleaning service itu ada dua orang," kata Uye seperti yang dilansir dari detikNews pada Jumat (21/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uye mengatakan mereka tertangkap basah oleh sekuriti yang tengah berpatroli di sekitar Rusunawa Marunda. Ketujuh pekerja Rusunawa Marunda pada saat tertangkap sedang menjarah di depan cluster C. Mereka langsung diamankan ke pos sekuriti yang berada di depan gedung C1.
Namun, Uye yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala UPRS II tidak mengambil langkah hukum karena memikirkan nasib keluarga mereka di rumah.
"Waktu tertangkap pada saat itu tidak banyak, makanya pertimbangan kita, kenapa kita tidak melaporkan ke sampai ke polisi untuk tujuh orang itu? Selain itu, juga kita pertimbangkan satu sisi udah kita pecat dan satu sisi kita juga memperhatikan keluarganya saat itu," jelasnya.
Dia juga mengungkapkan selain 7 pekerja, warga sekitar juga ambil bagian pada penjarahan di Rusunawa Marunda pada Oktober 2023 lalu. Salah satu aset bangunan yang menjadi sasaran adalah besi pagar di depan bangunan Rusunawa Marunda.
"Pada saat kejadian-kejadian (pencurian) seperti itu, ya, terdeteksinya banyak warga lain gitu di luar dari anggota kita sekuriti (yang ikut mencuri aset). Di luar warga rusun dan warga rusun ada (yang ikut mencuri)," ungkapnya.
Pagar besi yang diambil oleh pelaku dengan cara dipukul. Menurutnya, besi tersebut kini sudah dijual oleh para pelaku.
"Seperti pengepul besi, besinya diketok-ketok, diambil. Nah, itu yang dikiloin oleh mereka," tuturnya.
Uye menambahkan sebelum besi pagar hilang dijarah, bagian dalam gedung Rusunawa Marunda cluster C yang lebih dulu dijarah.
"Sepengetahuan saya, memang (pencurian) dilakukan di dalam dulu. Ketika di dalam sudah kelihatan habis, maka mereka baru keluar," ujarnya.
Sementara itu, Rusunawa Marunda yang terdiri dari 5 gedung dengan 500 unit di dalamnya sudah dikosongkan pada 1 September-1 Oktober 2023. Seluruh warga direlokasi ke rusun Nagrak yang paling dekat dari Rusunawa Marunda. Rusunawa Marunda terpaksa dikosongkan karena hasil kajian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan gedung sudah tidak layak huni.
(aqi/zlf)