Bangunan Rusunawa Marunda cluster C rusak di sana-sini usai aset seperti pintu, jendela, hingga pipa paralon dijarah pada akhir tahun lalu. Pengelola mengungkapkan setelah merelokasi warga Rusunawa Marunda, 5 gedung di cluster C akan dirobohkan pada tahun ini.
"Menurut informasi sih mungkin dirobohin akan dibuat tower, tetapi tahunnya tahun berapa, 2026 atau 2027," kata Kepala Sub-Bagian (Kasubag) Keuangan unit pengelola rumah susun (UPRS) II Haposan kepada detikProperti pada Rabu (19/6/2024).
Nantinya dari 5 bangunan yang dirobohkan akan dibangun kembali 2 tower hunian yang lebih tinggi dan tersedia lift di dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Direvitalisasi akan dibangun ulang. Diubah jadi tower. Kemungkinan rencana awal, 2 tower. Revitalisasi itu dirobohkan dulu," tambahnya.
Adapun 445 keluarga yang sebelumnya menempati Rusunawa Marunda cluster C, telah dipindahkan ke Rusun Nagrak dan Padat Karya. Menurut Ketua RW dan mantan kepala keamanan Rusunawa Marunda, Jana Didi nantinya warga cluster C bisa kembali ke tower baru setelah pembangunannya selesai.
![]() |
Untuk sementara mereka akan tinggal di Rusun Nagrak tanpa dikenakan biaya sewa sampai 1 Juli 2024. Setelah itu, mereka harus membayar sewa sekitar Rp 505 ribu sampai Rp 765 ribu per bulan.
"Kalau yang di blok itu (blok c) tergantung lantainya. Beda lantai, beda (harga). Yang baru itu, kalau direlokasi Rp 505 ribu, kalau tarif umum di tempat baru mereka Rp 765 ribu. Tapi pada saat mereka masuk sampai sekarang masih kondisi belum dibayar karena masih dibayar. 1 Juli baru berlaku tarif sewa," ungkap Haposan.
Sementara itu, alasan Rusunawa Marunda cluster C harus dikosongkan dikarenakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai bangunan tersebut sudah tidak layak huni.
"Asal mula daripada harus direlokasi cluster C warganya karena awalnya kajian dari BRIN. Kajian dari BRIN ini merekomendasikan bahwa bangunan di cluster C sudah nggak layak dihuni. Jadi sebaiknya direlokasi kepada rusun terdekat," jelas Haposan.
![]() |
Kemudian, ada kejadian plafon ambruk dan penanda nama 'C5' yang terbuat dari beton coran terjatuh dari lantai 5 dan menimpa kanopi lobby. Dari kejadian tersebut, pengelola mengadakan sosialisasi perihal relokasi agar tidak ada korban jiwa ke depannya.
Warga Rusunawa Marunda cluster C sempat menolak ajakan tersebut karena mata pencaharian mereka berada di sekitar sana. Jika dipindahkan mereka bisa kehilangan pekerjaan. Namun, setelah sosialisasi kedua, mereka menyetujuinya dengan syarat lokasi rusun baru tidak jauh dari Rusunawa Marunda.
"Kita memang mengusahakan mereka, terkait dengan aktivitas mereka, anak sekolah, dan mencari nafkah. Kebetulan terdekat ada yang kosong, jadi yang deket," ungkapnya.
Ada pun terkait penjarahan di Rusunawa Marunda cluster C ini terjadi setelah relokasi warga selesai pada Oktober 2023 lalu. Hingga saat ini pihak pengelola tidak ada rencana untuk melaporkan kejadian penjarahan di 5 gedung cluster C karena tidak memiliki bukti.
"Belum, kita mau nyari barang buktinya juga sudah nggak ada. Kalau mau dibuat juga sidik jari sudah pada kehapus," sebut Haposan.
(aqi/zlf)