Ibu Kota Pindah ke IKN, Ini Saran Ahli Agar Jakarta Tetap 'Hidup'

Ibu Kota Pindah ke IKN, Ini Saran Ahli Agar Jakarta Tetap 'Hidup'

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Selasa, 04 Jun 2024 18:00 WIB
Aktivitas di Kota Jakarta kembali normal setelah libur lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah berakhir. Kualitas udara Jakarta hari ini dinilai tidak sehat. (Jabbar/detikcom)
Ilustrasi Jakarta. Foto: (Jabbar/detikcom)
Jakarta -

Jakarta dikhawatirkan akan mengalami kemunduran kala ibu kota resmi berpindah ke Ibu Kota Nusantara. Hal ini akan terjadi bila Jakarta tak melakukan perubahan dan solusi dari masalah-masalah yang ada saat ini seperti banjir dan kemacetan.

Presiden Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) International, Emil E. Dardak mengatakan saat minat masyarakat bergeser dari Jakarta, maka daerah penyangga seperti pinggiran Jakarta akan diuntungkan.

"Fenomena lain, permintaan ruang kantor di Jakarta dikabarkan sedang lesu. Bahkan kita lihat sekarang para start-up (perusahaan rintisan) dan perusahaan multinasional memilih pindah kantor di sekitar Jakarta seperti BSD City," kata Emil dari pernyataan tertulis seperti yang dikutip pada Selasa (4/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emil tidak menampik jika nanti daerah penyangga Jakarta ikut maju berkat pergeseran ini, tetapi Jakarta juga butuh peminat dan massa yang berkunjung atau tinggal untuk menjaga kelangsungan kota. Selain itu, penanganan banjir dan ekspansi fasilitas transportasi publik di Jakarta juga membutuhkan biaya.

"Meski berkembangnya daerah penyangga itu baik, tetapi perkembangan kota-kota pinggiran Jakarta juga membawa konsekuensi lain karena Jakarta masih harus membiayai penanganan banjir dan melakukan ekspansi fasilitas transportasi publik. Karena itu, Jakarta harus tetap dijaga agar tetap relevan meski tidak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Untuk mencegah kemunduran Jakarta usai ada IKN, Emil mengharapkan di pemerintah daerah ada upaya dalam melakukan revitalisasi kawasan pusat pemerintah yang ditinggalkan seperti Monas dan GBK, meningkatkan aksesibilitas dari pusat kota ke kawasan luar, menjaga interaksi antara wilayah inti dengan sekitar termasuk eksistensi fungsi ekonomi dan permukiman, dan Jakarta harus terus menjaga keberlanjutan fungsi jasa perdagangan dan hunian.

Pembicara berikutnya, Kurator IKN, Ridwan Kamil, mengungkapkan dalam 5-10 tahun ke depan, nasib Jakarta usai ada IKN tidak akan mengalami banyak perubahan dalam hal aktivitas. Namun, Jakarta tetap menghadapi beberapa tantangan seperti krisis iklim dan kualitas kehidupan masyarakatnya. Menurutnya, agar daya saing Jakarta meningkat, kota ini harus dikelola dengan pola pikir baru yang mengikuti zaman.

"Poinnya, hidup itu harus cepat move on dan beradaptasi. Jadi, tidak bisa lagi kita mengelola dan mengurusi Jakarta dengan logika lama," tegas Ridwan Kamil.

Ketua Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Soelaeman Soemawinata menyatakan Jakarta harus mampu meningkatkan daya saingnya sebagai pusat finansial dan investasi dunia.

Menurutnya, untuk menuju kota global Jakarta sudah memenuhi 3 syarat yaitu populasi yang besar, adanya perusahaan multinasional, dan dominasi ekonomi nasional.

"Karena Indonesia hanya memindahkan pusat pemerintahan saja ke Kalimantan Timur, maka posisi Jakarta akan tetap strategis sebagai kota global. Jakarta tidak akan lumpuh kecuali semua fungsinya dipindahkan," ungkap Eman.




(aqi/aqi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads