Ada sebuah kompleks perumahan di kawasan Karawang yang kini terbengkalai didominasi bangunan kosong tak berpenghuni yang kosong dan rusak.
Kompleks ini dibangun sekitar tahun 1990-an oleh perusahaan yang dimiliki anak Presiden Kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
Kini, kompleks bernama Perum Karawang Baru itu dijuluki 'Kota Mati Tommy Soeharto' karena banyaknya rumah kosong dan terbengkalai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikProperti merangkum kisahnya dari hasil reportase yang dilakukan belum lama ini.
1. Lokasi dan Kondisi Terkini 'Kota Mati Tommy Soeharto'
Perumahan ini terletak di Desa Karang Anyar, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan pantauan detikProperti, Rabu (22/5/2024) akses yang kami lalui untuk masuk ke gerbang depan adalah melalui kawasan industri Kota Bukit Indah dengan jalanan beraspal yang mulus.
Tiba di kawasan Perum Karawang Baru, kesan pertama sudah kurang enak. Perjalanan kami yang semula mulus kini tak lagi karena jalan masuk komplek mulai tak beraspal. Kanan kiri jalan pemandangan kami dipenuhi rumput liar dan pepohonan tinggi. Ada dua bangunan di gapura bercat pudar dan sudah ditumbuhi tanaman liar. Menambah kesan tak terurus.
Ada sejumlah truk dan bus yang parkir sekitar gapura. Terlihat juga warung makan dengan bangunan yang terbuat dari kayu. Selanjutnya, tampak landmark perumahan yang masih berdiri kokoh dengan bentuk melingkar dengan sejumlah patung burung. Namun, bangunan itu tak terurus hingga terdapat rumput liar dan corat-coretan.
Melalui landmark, jalanan sudah mulai beraspal tapi tidak terlalu mulus. Terdapat lahan luas di kanan dan kiri jalan yang tumbuh rumput liar dan pepohonan tinggi. Selanjutnya ada garapan sawah yang luas serta beberapa gubuk petani.
Rumah-rumah kosong baru terlihat ketika kami melalui sebuah pos keamanan tak jauh dari gapura masuk. Ada sederet rumah di samping kanan jalan yang sudah tak beratap dan catnya pun sudah pudar.
Masuk ke dalam perumahan, tampak banyak rumah tipe 36 yang kosong dan bahkan sudah hancur. Sebagian besar tidak beratap, tak ada pintu dan jendela. Bahkan, tembok sudah retak, keropos, dan hancur.
Belum lagi kondisi rumah yang ditumbuhi rumput, lumut, bahkan pohon di dalamnya. Kami membayangkan bagaimana bila berada di rumah ini pada malam hari. Benar-benar pemandangan yang bikin bulu kuduk merinding. Pantas saja ada yang bilang bahwa perumahan ini kerap dijadikan lokasi syuting film horor.
2. Sejarah dan Latar Belakang 'Kota Mati Tommy Soeharto'
Lokasi dari Perum Karawang Baru berada di Desa Karang Anyar, Kecamatan Klari, Karawang. Dahulu, lahan ini dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN 12), awal 1990-1n lahan ini kemudian diambil alih oleh Tommy.
Pada zaman Belanda, lahan tersebut adalah kebun karet dan sawit. Lalu, kampungnya diambil alih oleh negara dan dijadikan lahan perkebunan PTPN 12. Pada masa itu, kebun karet dipindah ke Kalimantan dan kemudian lahan ini dikelola oleh Tommy.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ketua RT 31, Hidayat Alwis.
"Pembebasan lahan tahun '78. Kalau yang itu kebun sawit PTPN 12, itu kebun sawit dari zaman Belanda. Diambil alih negara, jadi PTPN 12. Lalu diambil alih sama Tommy," jelas Hidayat pada tim detikProperti, Rabu (22/5/2024).
3. Penyebab 'Kota Mati Tommy Soeharto'
Saat tahun 1997 perumahan ini sempat ramai, namun saat kerusuhan 1998 kawasannya mulai sepi seiring dengan runtuhnya masa orde baru. Penyebabnya, pada kala itu perumahan ini masih dalam tahap pemasaran, sehingga sangat mempengaruhi penjualan.
Pada sekitar tahun tersebut, sebuah rumah dicicil hanya dengan Rp 55.000/bulan dengan tenor 15 tahun. Ada banyak yang sanggup melunasi, banyak pula yang tidak.
Menurut keterangan istri dari Hidayat yang merupakan warga asli, sejak awal dibangun perumahan tersebut adalah perumahan sederhana dan tipe rumah yang paling besar adalah tipe 36.
Hidayat juga menekankan bahwa perumahan ini mulai ditinggal pergi karena kerusuhan pada tahun tersebut. Sebelum terjadi kerusuhan, area perumahan tersebut sangat ramai mengingat bahwa keluarganya dulu pernah punya usaha bengkel yang sangat ramai pengunjung.
"Pas kerusuhan aja pada kabur," ucap Hidayat.
"Ibu sudah 15 tahun di situ usaha bengkel karena tadi kan rame banget," jelas istri dari Hidayat, Narsiah.
Dari catatan detikcom, menurut keterangan dari salah satu tokoh masyarakat yang juga Direktur Kesekretariatan DPD KPLHI (Komite Peduli Lingkungan Hidup Indonesia) Dodon Albantani sebelum dibangun menjadi perumahan, Perum Karawang Baru merupakan lahan kebun karet.
"Kebetulan saya lahir di sini, dan orang tua pernah bekerja di sini sebagai pekerja perkebunan karet pada tahun 1991. Jadi dulu itu lahannya milik PTPN 12 dengan luas kalau tidak salah 1.200 hektar," kata dia.
Namun, dua tahun kemudian, kebun karet itu diambil alih empat perusahaan anak Presiden Soeharto, Tommy Soeharto. Kebun ini lantas dijadikan kawasan industri termasuk perumahan.
"Jadi pada masa Orde Baru, lahan perkebunan ini tidak tau mengapa bisa dikuasai oleh 4 perusahaan milik keluarga Cendana, atau Tommy Soeharto namanya itu PT Hutomo Mandala Putra, PT Graha Jati Indah, PT Adiyesta Cipta Tama, PT Sentra Bumilokatama," ujarnya.
Kemudian pada 1993 - 1997, PT Hutomo Mandala Putra resmi membangun kawasan industri mobil Timor. Tak lupa dia juga membangun perumahan Perum Karawang Baru sebagai tempat tinggal para pegawai.
Sayangnya, proyek ini terkena masalah pembayaran pajak pada tahun 1998, tepat saat Orde Baru tumbang.
"Jadi pada era reformasi ditinggal sama developer dan ternyata dari tahun 1993 pajaknya tidak terbayar," kata dia.
Setelah itu, pada tahun 2015 diakuinya Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna Bangunan (HGB) nya dicabut. Karena pencabutan itu, penjarahan tak terhindarkan.
Pasalnya,penghuni dan penjaga keamanan di kawasan tersebut mulai meninggalkan Perum Karawang Baru.
Baca artikel detikproperti, "Penyebab Perum Karawang Baru Jadi 'Kota Mati Tommy Soeharto'" selengkapnya
(dna/dna)