Kawasan Transit Oriented Development (TOD) MRT Jakarta di Blok M Terminal Mixed-Use telah masuk tahap I yakni perizinan. Konsep Mixed use property atau bangunan campuran sendiri ialah di lokasi tersebut akan ada pembangunan hotel hingga apartemen yang nempel dengan Stasiun MRT Blok M.
Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad Mahfud menuturkan tahapan awal ini bertujuan memberikan gambaran jenis proyek yang akan dibangun di kawasan tersebut.
"Dalam pengerjaan proyek, itu ada tahapan-tahapan dan planning. Di Blok M itu sudah menyelesaikan 1 tahapan awal. Kami sedang berbicara dengan Pemprov DKI, mengenai aspek pemanfaatannya. Tentunya ini akan berkontribusi kepada Pemprov DKI Jakarta dan menyiapkan tahapan pembangunan," jelas Farchad di Wisma Nusantara Jakarta pada Kamis (16/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir kali, proyek TOD MRT Jakarta di Blok M Terminal Mixed-Use masuk penandatanganan Head of Agreement yang dilakukan pada Kamis-Jumat (25-26 April 2024) dalam TOD Forum 2024. Penandatanganan dilakukan antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
Baca juga: Masyarakat Kelas Pekerja Butuh TOD! |
Konsep dari Blok M Terminal Mixed-Use sendiri adalah dalam satu bangunan akan terdiri dari apartemen, hotel, hall multifungsi, hingga jembatan layang yang menghubungkan ke Stasiun MRT Blok M BCA.
"Tahapan awal prinsipnya memberikan gambaran yang akan dibangun di situ (area Blok M) karena kita melihat sudah banyak area komersial. Kita tidak ingin menambah area komersial lagi. Kita nggak mau semua area di Jakarta buat komersial semua. Tapi juga ada bangunan-bangunan yang diperlukan oleh publik. Ke depannya tidak menutup kemungkinan akan ada sekolah atau rumah sakit," ungkapnya.
Namun, untuk tahap awal ini, TOD MRT Jakarta Blok M Terminal Mixed-Use diproyeksikan berfokus membangun residensial yakni hunian karena di sana sudah banyak area komersial seperti hotel.
Adapun, proyek TOD MRT Jakarta Blok M Terminal Mixed-Use sudah diperkenalkan dalam TOD Investment Forum Tokyo 2024 bersama 4 proyek TOD lainnya yang baru akan berjalan. TOD Investment Forum Tokyo 2024 sendiri digelar di Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo, Jepang pada 25 April 2024 lalu.
"Tahapan pembangunan ini tentu kita akan mencari mitra. MRT sebagai public transportation, dalam pembangunan, kita akan menggenjot investasi di sekitar TOD," ucap Farchad.
Lebih lanjut, Farchad mengungkapkan pembangunan TOD MRT Jakarta perlu mempertimbangkan aspek kelayakan dan aspek yang diperkirakan akan menghasilkan pendapatan. Farchad menilai, mereka perlu mencontoh negara lain di mana fasilitas publik dan properti dapat beriringan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembangunannya lebih efisien dan efektif.
"Sehingga pembangunan hunian tersebut secara kelayakan bisa ditopang dengan area komersial ini. Namun minimum. Tidak terlalu banyak. Ada juga ada area publik, terminal yang tidak akan kita hilangkan. Kita hanya upayakan pemanfaatan ruangan," pungkasnya.
(aqi/zlf)