Pedagang di dekat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Utara menyebutkan pendapatannya turun usai pandemi COVID-19. Meski demikian, mereka tetap merasa bersyukur karena masih memiliki pendapatan.
Sebut saja Bu Yuni, salah satu pedagang di dekat Wisma Atlet Kemayoran. Ia berjualan air minum, kopi, hingga mi instan di sana sejak 2017.
Saat Wisma Atlet Kemayoran sedang dibangun hingga pagelaran Asian Games 2018, Bu Yuni mengaku pendapatannya cukup melimpah. Ketika terjadi pandemi COVID-19, ia juga masih berjualan dengan pendapatan yang lumayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, setelah pandemi COVID-19 atau setelah Wisma Atlet Kemayoran berhenti beroperasi sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 pada 2023 lalu, pendapatannya menurun.
"Dulu (sebelum pandemi COVID-19) bisa Rp 1,5 juta per hari, sekarang hanya 1/10-nya saja, ya alhamdulillah," ujarnya saat berbincang dengan detikProperti, Selasa (7/5/2024).
Saat pandemi COVID-19, ia berjualan untuk pekerja di gedung Wisma Atlet Kemayoran. Ia bercerita, kala itu suasananya sangat mencekam layaknya medan perang. Ditambah lagi ambulans yang sering keluar-masuk bangunan menambah kesan mencekam di sana.
"(Suasananya) kayak lagi perang," ujarnya.
Tak jauh berbeda, pedagang kaki lima dekat Wisma Atlet Kemayoran lainnya, sebut saja Pakde juga mengalami hal yang sama. Walau demikian, menurutnya ketika orang berjualan, pendapatan turun maupun naik merupakan hal yang biasa.
Pakde sudah berjualan di sekitar Wisma Atlet Kemayoran sejak 1997, jauh sebelum gedung tersebut dibangun. Ia kerap berpindah-pindah lokasi jualan, namun masih di sekitar area Wisma Atlet Kemayoran. Pakde berjualan minuman, kopi, camilan seperti keripik singkong hingga kerupuk kulit.
"Ya namanya orang berjualan ya naik turun. Kalau pas lagi ada orang ya lumayan, kalau lagi nggak ada orang ya begini, terima apa adanya," tuturnya kepada detikProperti.
Saat pandemi COVID-19 terjadi, ia juga ikut berjualan untuk pekerja di Wisma Atlet Kemayoran. Sebab, untuk membeli kebutuhan lain seperti minum atau jajanan cukup jauh. Walaupun di dalam gedung juga ada yang jualan, terkadang petugas-petugas merasa bosan.
"Sama orang dalem (pekerja di gedung) juga diperhatiin yang jualan di luar. Kadang dikasih vitamin terus dikasih tes (COVID-19)," paparnya.
"Waktu COVID-19, saya merasa tambah ramai (jualannya)," tutupnya.
Sebagai informasi, Wisma Atlet Kemayoran sempat digunakan sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) saat terjadi pandemi COVID-19 pada 2020. Kemudian, pada 2023 operasi RSDC resmi dihentikan. Sejak saat itu, tower-tower Wisma Atlet Kemayoran kosong tak berpenghuni.
(abr/zlf)