Salah satunya sebut saja Bu Yuni. Ia sudah berjualan kopi, rokok, hingga mie instan di dekat Wisma Atlet Kemayoran sejak tahun 2017 hingga saat ini.
Bu Yuni mengaku ada perbedaan saat sebelum terjadinya pandemi COVID-19 dan sesudah terjadinya COVID-19, baik dari segi penghasilan maupun suasananya. Untuk penghasilannya sendiri, Bu Yuni mengaku terdapat penurunan setelah pandemi COVID-19.
"Dulu (sebelum pandemi COVID-19) bisa Rp 1,5 juta per hari, sekarang hanya 1/10-nya saja, ya alhamdulillah," ujarnya saat berbincang dengan detikProperti, Selasa (7/5/2024).
Saat pandemi COVID-19, Bu Yuni masih tetap berjualan seperti biasa di dekat Wisma Atlet Kemayoran. Ia berjualan khusus untuk orang-orang yang bekerja di dalam gedung tersebut.
Kala itu Bu Yuni bercerita bahwa suasananya sangat mencekam seperti sedang terjadi perang. Ditambah lagi banyaknya ambulans yang keluar-masuk area Wisma Atlet Kemayoran semakin menambah kesan mencekam.
"(Suasananya) kayak lagi perang," ujarnya.
Bu Yuni biasanya sudah berjualan sejak pukul 09.00 hingga malam pukul 21.00 WIB, tergantung situasinya karena ia bisa pulang lebih malam dari biasanya. Saat malam tiba, Bu Yuni mengaku terkadang mendapat 'gangguan'.
![]() |
"Kadang-kadang kita takut juga ya, bukannya nggak punya iman, tapi gimana ya kadang-kadang suka ada yang bilang minta saya pulang 'udah kamu pulang'. Tiba-tiba ada suara kayak gitu," ungkapnya.
"Kalau sekelebat-sekelebat gitu suka ada, nggak ngarang ya. Karena di sini kan ada banyak sekali kejadian," tambahnya.
Jika sudah ada kejadian seperti itu, ia langsung bergegas pulang ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari lokasi ia berjualan.
Lampu yang remang-remang juga menambah kesan menyeramkan. Biasanya, kata Bu Yuni, sekitar pukul 22.00 WIB sudah mulai jarang kendaraan berlalu lalang karena di sekitar sana rawan terjadi begal.
Senada, pedagang kaki lima di dekat Wisma Atlet Kemayoran, sebut saja Pakde mengatakan bahwa jalanan di sekitar sana rawan terjadi kecelakaan hingga kejahatan saat malam tiba.
"Jalan ini tuh dari zaman dulu kalau dibilang rawan ya rawan. Ya rawan kejahatan. (Suka ada begal?) Ya kadang-kadang, suka masuk TikTok juga," tuturnya kepada detikProperti.
"Kalau dibilang (jalanan) sepi, ya kalau ada yang lewat mah nggak sepi. Cuma penerangannya itu yang remang-remang kan kehalingan pohon," ujarnya.
Pakde biasanya berjualan sejak pagi hingga waktu maghrib tiba. Saat berjualan di dekat pos 2 Wisma Atlet Kemayoran, ia mengaku sempat diganggu oleh makhluk halus.
"Kalau dulu memang iya saya pernah (diganggu), ada orang pesan tapi orangnya nggak ada," tuturnya.
Namun, semenjak ia pindah lokasi jualan, Pakde mengaku sudah tidak pernah diganggu lagi.
"Kalau saya mah gini aja, kamu hidup di alam kamu, saya hidup di alam saya. Jangan mengganggu saya," pungkasnya.
Sebagai informasi, Wisma Atlet Kemayoran sempat digunakan untuk berbagai event, misalnya ASIAN GAMES pada 2018. Lalu digunakan sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 pada 2020 hingga 2023. Kini, Wisma Atlet Kemayoran dibiarkan kosong dan sedang dipersiapkan untuk direnovasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
(abr/zlf)