Rumah Tua Puluhan Tahun Masih Kokoh Diguncang Gempa Jepang, Ini Wujudnya

Rumah Tua Puluhan Tahun Masih Kokoh Diguncang Gempa Jepang, Ini Wujudnya

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Kamis, 11 Jan 2024 13:17 WIB
Rumah 85 tahun di masih berdiri kokoh usai gempa Jepang/Philip Fong via AFP
Foto: Philip Fong via AFP
Jakarta -

Pada awal tahun baru, Jepang sempat diguncang gempa bumi sebesar 7,6 magnitudo. Kondisi tersebut menyebabkan jalan-jalan rusak parah hingga berbagai bangunan yang hancur.

Di sisi lain, ternyata masih ada bangunan yang masih berdiri kokoh, contohnya seperti di daerah Akasaki, Jepang. Rumah-rumah di sana hanya mengalami kerusakan minor, seperti pintu yang rusak.

Salah satunya adalah rumah milik Masaki Sato, yang memiliki rumah berusia 85 tahun. Ia memiliki rumah tersebut sejak 2017 dan digunakan sebagai tempat penginapan pada musim panas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah 85 tahun di masih berdiri kokoh usai gempa Jepang/Philip Fong via AFPRumah 85 tahun di masih berdiri kokoh usai gempa Jepang/Philip Fong via AFP Foto: Philip Fong via AFP

"Rumah itu berdiri di atas lahan yang sangat sempit, dan bangunan tersebut memiliki banyak ruangan kecil dengan banyak kolom yang membuatnya lebih kuat," kata Sato, dikutip dari AFP, Kamis (11/1/2024).

Sebagian besar rumah di Akasaki, termasuk rumah milik Sato, memiliki sedikit jendela. Hal ini untuk menahan hujan deras, salju, dan angin laut yang menerpa Laut Jepang.

ADVERTISEMENT

Bagian dinding luarnya terbuat dari bilah kayu kokoh yang disusun horizontal. Struktur rumahnya ditopang oleh balok-balok tebal yang melintasi langit-langit.

Rumah 85 tahun di masih berdiri kokoh usai gempa Jepang/Philip Fong via AFPRumah 85 tahun di masih berdiri kokoh usai gempa Jepang/Philip Fong via AFP Foto: Philip Fong via AFP

Di rumah Sato hanya mengalami kerusakan seperti pintu yang rusak, piring keramik pecah, dan peralatan rumah tangga yang berjatuhan.

Rumah-rumah ini berada di kawasan yang agak tinggi sehingga gelombang tsunami yang dipicu oleh gempa tersebut tidak sampai ke sana.

Sebagai informasi, pada akhir 1930-an, terjadi kebakaran yang menghancurkan sebagian besar desa. Masyarakat pun membangun kembali rumah-rumah tersebut dengan desain yang terpadu dan lebih kuat.

Seperti diketahui, Jepang memang struktur bangunan yang tahan gempa karena negara tersebut terletak di wilayah yang rawan gempa bumi.

Dari catatan detikcom, ada beberapa struktur bangunan tahan gempa yang berasal dari Jepang. Berikut daftarnya:

Struktur Taishin

Struktur ini merupakan desain dasar tahan gempa yang harus diikuti oleh setiap bangunan di negara ini. Ketebalan minimal harus bisa menahan tekanan getaran tanah baik pada balok, pilar, dan dinding. Kelemahan model struktur ini adalah kerusakan struktur terhadap guncangan yang terus berulang atau adanya gempa susulan. Oleh karena itu, struktur ini hanya disarankan pada bangunan bertingkat rendah.

Struktur Seishin

Rangka bangunan pada struktur ini harus diisolasi dari dasar fondasinya dengan cara menempatkan peredam kejut, lapisan karet, atau isolator seismik di antara keduanya. Hal ini agar bangunan dapat menahan guncangan seismik. Model struktural ini opsional bagi hukum jepang, tetapi jika ingin menggunakan model ini disarankan untuk bangunan bertingkat tinggi.

Struktur Seishin

Rangka bangunan pada struktur ini harus diisolasi dari dasar fondasinya dengan cara menempatkan peredam kejut, lapisan karet, atau isolator seismik di antara keduanya. Hal ini agar bangunan dapat menahan guncangan seismik. Model struktural ini opsional bagi hukum jepang, tetapi jika ingin menggunakan model ini disarankan untuk bangunan bertingkat tinggi.

Struktur Menshin

Dasar pada pondasi bangunan ini bertumpu pada timah, baja, atau lapisan karet tebal yang memungkinkan pondasi dari bangunan bergerak dan meminimalisir pergerakan gempa dari rangka atas. Metode konstruksi ini sering digunakan pada konstruksi bangunan menara tinggi serta apartemen.

Tak hanya itu, masih ada beberapa fitur yang perlu diperhatikan agar bangunan di Jepang tahan gempa. Fitur-fitur ini mampu membantu ketahanan bangunan dari kerusakan, yaitu:

Top to Toe Resilience

Metode konstruksi ini melibatkan pemasangan pada peredam blok demi blok untuk membangun kerangka dasar bangunan. Pada saat terjadi gempa bumi, peredam ini bisa bergerak maju mundur serta menahan energi dari getaran tersebut.

Pendulum Peredam Gempa

Fitur ini berupa adanya bola seperti pendulum yang bekerja ketika terjadi gempa, Metode ini diciptakan untuk membuat menara langit lebih tahan terhadap guncangan gempa bumi. Salah satu caranya adalah dengan menggantungkan sebuah bola besar bermassa tinggi dengan tali baja pada struktur di bagian atap gedung. Bola besar ini akan bergerak seperti pendulum dan berayun ke arah berlawanan melawan gempa untuk membantu membuat bangunan stabil.

Pelindung Seismik

Pelindung ini bentuknya seperti jubah yang bisa menyelamatkan struktur gempa. Getaran gempa ini merambat ke daratan seperti gelombang dan membuat bangunan terguncang. Fungsi dari pelindung ini mencegah pergerakan tersebut dengan cara pemasangan 100 cincin di atas pondasi bangunan dan membuat gelombang gempa tidak terlihat.

Struktur Baja Ringan dan Modular

Struktur baja ringan dan modular ini dipandang sebagai masa depan sektor konstruksi berdasarkan banyaknya faktor struktur ini juga mempengaruhi pengurangan emisi gas rumah kaca, daur ulang, mengedepankan keberlanjutan, produksi massal, dan tahan gempa.

Sementara itu, mengutip dari Housing Japan, bangunan di Jepang juga dilengkapi dengan sistem peringatan dini yang dapat mendeteksi gempa bumi dan mematikan gas dan listrik secara otomatis untuk mencegah terjadinya kebakaran. Selain itu, banyak juga bangunan yang memiliki sistem pemadam kebakaran kebakaran otomatis dan penerangan darurat untuk menjamin keselamatan penghuni saat gempa terjadi.

Aturan Ketat Pendirian Bangunan

Jepang juga memiliki aturan gedung dan sistem inspeksi yang ketat untuk memastikan bahwa bangunan dibangun tahan gempa bumi dan bencana alam lainnya. Selain itu, seluruh bangunan di Jepang juga wajib menjalani pemeriksaan keselamatan secara rutin setiap 10 tahun sekali untuk memastikan tetap tahan gempa dan aman untuk dihuni.

Peraturan-peraturan tersebut tak hanya berlaku untuk gedung baru, tetapi juga pada bangunan lama yang telah dibangun sebelum peraturan tersebut diterapkan. Maka dari itu, walaupun sebuah bangunan sudah berusia lebih dari 10 tahun, jika telah menjalani pemeriksaan dan renovasi yang diperlukan, bangunan akan dianggap aman untuk dihuni.




(abr/abr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads