Menerka Alasan Bangunan Rumah di Jepang Hancur Meski Punya Struktur Tahan Gempa

Menerka Alasan Bangunan Rumah di Jepang Hancur Meski Punya Struktur Tahan Gempa

tim detikcom - detikProperti
Rabu, 03 Jan 2024 07:26 WIB
Gempa juga mengakibatkan sejumlah mobil rusak akibat tertimpa bangunan di Jepang, Selasa (2/1/2024).
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Jakarta -

Gempa dahsyat baru saja melanda Jepang. Gempa yang menelan puluhan korban jiwa itu terjadi pada 1 Januari, tepat di awal tahun 2024.

Dengan letaknya yang berada di lokasi seismik aktif, Jepang memang dikenal sebagai negara rawan gempa. Sehingga wajar saja bila pemerintah setempat sangat ketat dalam hal kebijakan perizinan mendirikan bangunan.

Selain itu, seluruh bangunan di Jepang juga wajib menjalani pemeriksaan keselamatan secara rutin setiap 10 tahun sekali untuk memastikan tetap tahan gempa dan aman untuk dihuni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Struktur Tahan Gempa

Dari catatan detikcom, ada beberapa struktur bangunan tahan gempa yang berasal dari Jepang. Berikut daftarnya:

Struktur Taishin

Struktur ini merupakan desain dasar tahan gempa yang harus diikuti oleh setiap bangunan di negara ini. Ketebalan minimal harus bisa menahan tekanan getaran tanah baik pada balok, pilar, dan dinding. Kelemahan model struktur ini adalah kerusakan struktur terhadap guncangan yang terus berulang atau adanya gempa susulan. Oleh karena itu, struktur ini hanya disarankan pada bangunan bertingkat rendah.

ADVERTISEMENT

Struktur Seishin

Rangka bangunan pada struktur ini harus diisolasi dari dasar pondasinya dengan cara menempatkan peredam kejut, lapisan karet, atau isolator seismik di antara keduanya. Hal ini agar bangunan dapat menahan guncangan seismik. Model struktural ini opsional bagi hukum jepang, tetapi jika ingin menggunakan model ini disarankan untuk bangunan bertingkat tinggi.

Struktur Menshin

Dasar pada pondasi bangunan ini bertumpu pada timah, baja, atau lapisan karet tebal yang memungkinkan pondasi dari bangunan bergerak dan meminimalisir pergerakan gempa dari rangka atas. Metode konstruksi ini sering digunakan pada konstruksi bangunan menara tinggi serta apartemen.

struktur rumah tahan gempastruktur rumah tahan gempa Foto: Housing Japan

Tak hanya itu, masih ada beberapa fitur yang perlu diperhatikan agar bangunan di Jepang tahan gempa. Fitur-fitur ini mampu membantu ketahanan bangunan dari kerusakan, yaitu:

Top to Toe Resilience

Metode konstruksi ini melibatkan pemasangan pada peredam blok demi blok untuk membangun kerangka dasar bangunan. Pada saat terjadi gempa bumi, peredam ini bisa bergerak maju mundur serta menahan energi dari getaran tersebut.

Pendulum Peredam Gempa

Fitur ini berupa adanya bola seperti pendulum yang bekerja ketika terjadi gempa, Metode ini diciptakan untuk membuat menara langit lebih tahan terhadap guncangan gempa bumi. Salah satu caranya adalah dengan menggantungkan sebuah bola besar bermassa tinggi dengan tali baja pada struktur di bagian atap gedung. Bola besar ini akan bergerak seperti pendulum dan berayun ke arah berlawanan melawan gempa untuk membantu membuat bangunan stabil.

Pelindung Seismik

Pelindung ini bentuknya seperti jubah yang bisa menyelamatkan struktur gempa. Getaran gempa ini merambat ke daratan seperti gelombang dan membuat bangunan terguncang. Fungsi dari pelindung ini mencegah pergerakan tersebut dengan cara pemasangan 100 cincin di atas pondasi bangunan dan membuat gelombang gempa tidak terlihat.

Struktur Baja Ringan dan Modular

Struktur baja ringan dan modular ini dipandang sebagai masa depan sektor konstruksi berdasarkan banyaknya faktor struktur ini juga mempengaruhi pengurangan emisi gas rumah kaca, daur ulang, mengedepankan keberlanjutan, produksi massal, dan tahan gempa.

Sementara itu, mengutip dari Housing Japan, bangunan di Jepang juga dilengkapi dengan sistem peringatan dini yang dapat mendeteksi gempa bumi dan mematikan gas dan listrik secara otomatis untuk mencegah terjadinya kebakaran. Selain itu, banyak juga bangunan yang memiliki sistem pemadam kebakaran kebakaran otomatis dan penerangan darurat untuk menjamin keselamatan penghuni saat gempa terjadi.

Aturan Ketat Pendirian Bangunan

Jepang juga memiliki aturan gedung yang ketat dan sistem inspeksi yang memastikan bahwa bangunan dibangun tahan gempa bumi dan bencana alam lainnya. Selain itu, seluruh bangunan di Jepang juga wajib menjalani pemeriksaan keselamatan secara rutin setiap 10 tahun sekali untuk memastikan tetap tahan gempa dan aman untuk dihuni.

Peraturan-peraturan tersebut tak hanya berlaku untuk gedung baru, tetapi juga pada bangunan lama yang telah dibangun sebelum peraturan tersebut diterapkan. Maka dari itu, walaupun sebuah bangunan sudah berusia lebih dari 10 tahun, jika telah menjalani pemeriksaan dan renovasi yang diperlukan, bangunan akan dianggap aman untuk dihuni.

Alasan Masih Ada Bangunan yang Hancur

Sumber lain menyebut, kemungkinan itu terjadi karena faktor usia bangunan dan seberapa besar kekuatan gempa.

Contohnya, sebuah bangunan atau rumah didesain untuk tahan gempa dengan kekuatan sedang. Maka rumah itu bisa rusak bila gempa yang terjadi lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Memang faktanya, tidak ada bangunan yang 100% tahan gempa.

Seorang ahli konstruksi menyebut, kesimpulannya rumah akan tahan gempa pada batasan kekuatan tertentu dan seberapa lama usia bangunan tersebut.

Bila getaran gempa melebihi kekuatan struktur bangunan yang dipersiapkan, maka risiko hancurnya bangunan bukan hal yang mustahil terjadi.

(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads