Bikin Nyesek! Begini Modus Penipuan Segitiga Jual Beli/Sewa Rumah

Bikin Nyesek! Begini Modus Penipuan Segitiga Jual Beli/Sewa Rumah

Dana Aditiasari - detikProperti
Selasa, 28 Nov 2023 14:50 WIB
Ilustrasi Penipuan Online
Foto: shutterstock
Jakarta -

Penipuan bermodus segitiga bukan hanya menyasar jual beli mobil bekas, tapi juga sudah menghantui sektor properti. Kini, penipu bermodus segitiga juga sudah mengincar jual beli/sewa rumah.

Kisah itu diceritakan Annisa, warga Bekasi, Jawa Barat. Bagaimana modus operasi para pelaku melancarkan aksinya melakukan penipuan segitiga ini?

1. Membuat Iklan Palsu dari Iklan Asli

Annisa menceritakan, penipu itu mulanya membuat iklan palsu dengan cara menyalin data-data dari iklan asli yang dibuatnya sebagai pemilik rumah sebenarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi penipunya bikin iklan di tempat (marketplace) yang sama, pakai data yang sama, foto yang sama. Cuma, nomor HP-nya beda. Nama akun, nama pemilik, sama, pakai nama suami. Terus harganya diubah jadi lebih murah," tutur dia saat berbincang dengan detikcom.

2. Menawarkan Harga Jual/Sewa Lebih Murah

Untuk menarik calon pembeli atau penyewa, sang penipu biasanya menawarkan harga yang lebih murah dari iklan aslinya.

ADVERTISEMENT

Para korban ini kemudian tergiur oleh pancingan harga miring yang ditawarkan penipu.

Dalam hal jual beli di marketplace, calon pembeli umumnya cenderung akan mencari angka termurah. Apa lagi di sektor jual beli/sewa rumah. Ada anggapan, harga yang lebih mahal merupakan harga yang sudah di naikkan oleh calo atau perantara.

"Ada dua kemungkinan, bisa jadi dia nggak lihat iklan aslinya atau yang kedua ketika dia sudah melihat tapi tetap memilih yang lebih murah. Dia merasa yang lebih mahal itu adalah calo," jelasnya.

3. Mengatur Pertemuan untuk Survey

Hal paling penting yang menentukan keberhasilan aksi tipu-tipu itu berhasil adalah pada proses survey.

Setelah berhasil mencapai kesepakatan harga dengan calon pembeli/penyewa, sang penipu langsung menghubungi pemilik rumah asli dengan berpura-pura sebagai calon pembeli/penyewa.

Sang penipu mengatakan, akan ada kerabatnya yang datang ke lokasi rumah yang akan dijual/disewakan untuk melakukan survey.

Setelah mendapat izin dari pemilik rumah asli, penipu akan menghubungi calon pembeli/penyewa untuk segera melakukan survey ke lokasi.

Agar penipuannya tidak terbongkar, sang penipu berdalih dengan mengatakan ke calon pembeli bahwa orang yang akan ditemuinya di lokasi adalah kerabatnya.

Kepada pihak pembeli dan penjual rumah, sang penipu mewanti-wanti untuk tidak mendiskusikan harga dengan alasan agar tidak dipotong 'jasa calo'.

"Jadi penipu itu komunikasi sama suami saya (pemilik rumah asli) dengan memposisikan sebagai orang yang mau survey. Nanti dia sampaikan lagi ke calon korban," beber Annisa.

4. Meminta Pembayaran

Setelah merasa dapat kepercayaan dari calon pembeli/penyewa rumah, sang penipu akan langsung meminta untuk ditransfer uang muka.

"Ya sudah, dia (calon pembeli/penyewa) merasa percaya karena dia sudah nengokin (survey) lokasi langsung," sambungnya.

Di sini lah, puncak aksi penipuan itu dilakukan. Setelah penipu mendapatkan uang, biasanya dia akan langsung menghilang.

Atau, bila dirasa uang yang diterimanya masih kurang, maka ia akan mendesak calon pembeli/penyewa rumah yang sudah jadi korban itu untuk mentransfer lagi sejumlah uang yang lebih besar.

"Dia (penipu) mendesak korban untuk bayar lagi pelunasan. Alasannya macam-macam," imbuhnya.

(dna/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads