Ini Tantangan Sektor Perumahan ke Depan: Backlog hingga Rusun untuk MBR

Ini Tantangan Sektor Perumahan ke Depan: Backlog hingga Rusun untuk MBR

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Jumat, 10 Nov 2023 13:43 WIB
PSU Rumah Subsidi dari Kementerian PUPR
Foto: (istimewa/Kementerian PUPR)
Jakarta -

Masalah sektor perumahan masih belum kunjung usai. Salah satunya karena masih ada kesenjangan antara kebutuhan rumah dan jumlah rumah yang tersedia atau backlog.

Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar menyebutkan salah satu tantangan sektor perumahan akan semakin besar sebab adanya backlog yang belum kunjung teratasi.

"Tantang ke depan untuk perumahan ini bukan semakin mengecil tapi semakin besar. Kenapa semakin besar? Satu, kita lihat dari sisi demand, backlognya masih tinggi 12,7 juta. Setiap tahun ada keluarga baru sekitar 800-900 ribu. Dari data terbaru PUPR bahkan sampai 1-1,1 juta (keluarga baru) sementara semua pengembang setiap tahun hanya membangun sekitar 500-600 ribu rumah, artinya apa? Backlog setiap tahun akan semakin banyak," ujarnya dalam acara Rakernas Apersi di Vertu Hotel, Jakarta Pusat (10/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Direktur Pelaksanaan dan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Haryo Bekti Martoyoedo mengungkapkan beberapa tantangan lainnya di sektor perumahan, yakni terkait tata kota yang membuat agar masyarakat bisa tinggal di perkotaan dengan tinggal di rumah susun (rusun).

"(tantangan sektor perumahan ke depan) mungkin perkotaan, bagaimana caranya membuat orang itu bisa tinggal di perkotaan, yang mungkin di metropolitan atau kota besar adalah rusun, bagaimana kita bisa menciptakan ekosistem rusun baik dari pengembang, perbankan, dan kemampuan dari masyarakatnya," katanya kepada wartawan usai memberikan sambutan di Rakernas Apersi.

ADVERTISEMENT

Hingga saat ini, kata Haryo, belum ada pengembang yang begitu tertarik untuk membangun hunian vertikal di perkotaan, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurutnya, jika ada lahan yang memang bisa digunakan untuk dibangun rusun hingga pengembang yang bersedia membangun rusun untuk MBR, bukan tidak mungkin MBR tinggal di hunian vertikal.

"Nah ini bagaimana kita membuat ekosistem yang menarik bagi pengembang. Tentunya kita tahu kalau bagi pengusaha itu kan butuh return, seberapa besar pun itu kembali plus margin tertentu," tuturnya.

"Itu yang harus kita kembangkan sekarang bagaimana rumah vertikal itu bisa dari pengembangnya, dari perbankannya, dan juga skema untuk si MBR untuk akses keterjangkauan kepada produk itu," ungkapnya.

Tantangan selanjutnya yaitu terkait kepemilikan rumah untuk pekerja informal. Menurutnya, harus ada skema-skema pembayaran KPR yang memungkinkan pekerja informal untuk bisa memiliki rumah.

"Kalau untuk orang-orang yang punya penghasilan (tetap), punya slip gaji kan gampang, jadi bagaimana dengan orang-orang yang di luar itu (untuk bisa memiliki rumah). Itu juga tantangan ke depan," ungkapnya.

(abr/dna)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads