Pemerintah terus berupaya memberikan stimulus untuk mendongkrak kinerja sektor properti. Teranyar adalah pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) rumah di bawah Rp 2 miliar.
Kondisi ini jadi angin segar bukan hanya untuk masyarakat yang mencari rumah, tetapi juga bagi para pengembang yang mulai percaya diri untuk kembali memenuhi tingginya permintaan pemukiman bagi masyarakat.
Kondisi ini juga membawa optimisme tersendiri bagi sejumlah industri penunjang, salah satunya dari adalah baja. Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) melihat adanya peluang positif pada permintaan baja nasional tahun ini yang terpacu oleh pertumbuhan positif sektor properti dan infrastruktur.
Maklum saja, sebagian besar konsumsi baja disumbang oleh sektor bangunan dan infrastruktur yang di dalamnya juga termasuk sektor properti yang mencapai 77%.
Meski demikian, pelaku industri diminta untuk tidak terlena. Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengungkapkan, di sektor industri baja, hilirisasi harus terus didorong guna membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi triwulan kedua tahun 2023, sektor logam tumbuh 11,49 persen, tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,7 persen. Jadi ini adalah potret bahwa industri baja kita bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Kita pernah tumbuh sampai 20 persen. Dan kini dengan hadirnya investasi di sektor hilir, ini akan menumbuhkan kapasitas dan kontinuitas produk yang dapat menjadi bagian dari subtitusi impor," terang Taufiek saat meresmikan pabrik pewarnaan baja lapis PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) di Sadang, Purwakarta, belum lama ini.
Taufiek menerangkan, hadirnya investasi karena hilirisasi membutuhkan inovasi dari para pelaku usaha. Inovasi inilah yang kemudian menumbuhkan kapasitas dan kontinuitas produk yang bisa diterima masyarakat sehingga bisa menjadi bagian dari subtitusi impor.
Karena itu Taufiek sangat mengapresiasi PT Tata Metal Lestari yang terus melakukan inovasi dari hulu hingga hilir sehingga produk-produknya memiliki nilai tambah tak hanya untuk perusahaan, namun juga bagi pelaku usaha lain dan masyarakat sekitarnya.
"Secara inovasi, pelapisan warna atau colour coating line pada baja lapis produksi PT Tata Metal Lestari ini pasarnya saya lihat cukup besar karena banyak kelebihannya. Contohnya jadi lebih tahan cuaca ekstrim, dan tentunya jadi lebih tahan lama. Dan ini contoh. Kami juga akan mendorong agar industri di sektor baja lain juga bisa mengikutinya," terang Taufiek lagi.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)