Taufiek menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan berbagai instrument untuk membantu penyerapan produk hilirisasi industri. Apalagi untuk produk dengan TKDN 65 persen seperti produk yang dihasilkan PT Tata Metal Lestari ini.
Taufiek menjelaskan, pembangunan di Indonesia harus diisi dengan produk-produk dalam negeri. Untuk itu sudah menjadi bagian dari kebijakan Kemenperin untuk terus mendorong kebijakan-kebijakan yang berpihak pada industri dalam negeri seperti kebijakan sertifikat industri hijau, SNI, dan lain-lain.
Pun demikian Taufiek menambahkan, sesuai arahan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, industri besi dan baja diminta menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan dan berperan aktif dalam meminimalkan dampak lingkungan dalam tumbuh kembangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufiek menyebut, sektor industri ditargetkan dapat mencapai netralitas karbon atau Net Zero Emissions (NZE) pada 2050. Target tersebut dipercepat dari target NZE nasional pada 2060. Dan Industri baja menjadi salah satu sektor yang cukup diperhatikan dalam rencana dekarbonisasi ini.
"Tantangan pada industri baja ke depan tidak akan mudah. Artinya ke depan kita akan mengejar target Net Zero Emissions. Pemerintah sudah mencanangkan 2060 yang kemudian dipercepat menjadi 2050. Dengan begitu harapannya agar industri baja bisa bertransformasi. Transformasi ini butuh teknologi, perlu kekuatan, dan skill dari sumber daya manusia untuk bisa mengikutinya. Ini tentu akan terus kita dorong agar terealisasi target-target itu," terang Taufiek lagi.
Bersambung ke halaman selanjutnya.