×
Ad

Arti Tersembunyi Rumah Adat Betawi yang Punya Gigi Balang-Tiang Guru

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Jumat, 12 Des 2025 14:03 WIB
Rumah Adat Betawi Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Kalau bicara soal rumah adat Betawi, mungkin hal pertama yang terpikirkan adalah bangunan berwarna kuning. Lalu, rumah ini juga identik dengan gigi balang atau bentuk segitiga pada atapnya.

Ya, setiap daerah memang mempunyai ciri khas arsitekturnya masing-masing. Nah, di balik tampilan rumah adat Betawi, tersimpan makna filosofis yang mendalam.

Rumah adat Betawi mempunyai beberapa ciri-ciri yang melambangkan prinsip dan kepercayaan orang Betawi. Temukan makna di balik elemen rumah adat Betawi berikut ini.

Makna Bangunan Rumah Adat Betawi

Inilah beberapa elemen rumah adat Betawi yang menyimpan makna.

Warna

Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra pernah menjelaskan rumah adat Betawi pada dasarnya berwarna cokelat seperti tanah. Masyarakat Betawi meyakini manusia berasal dari tanah sehingga warna cokelat dijadikan warna dasar.

"Dia (manusia) melakukan aktivitas kehidupannya sejak lahir sampai kepada dia meninggal di atas tanah. Dan ketika dia sudah meninggal dunia, dia akan masuk lagi ke dalam tanah, akan dikuburkan masuk ke dalam tanah," kata Yahya kepada detikProperti beberapa waktu lalu.

Nah, warna kuning sebenarnya adalah warna tambahan. Masyarakat dapat menambahkan warna lain yang mengandung makna tersendiri. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, warna kuning menandakan kemuliaan.

Lalu, warna hijau menandakan keteguhan hati, kesabaran, dan kesuburan. Warna putih bermakna kelembutan, keibuan, kesabaran, dan kesejukan. Warna merah berarti keberanian, cita-cita, dan harapan.

Gigi Balang

Rumah Adat Betawi Foto: Muhammad Lugas Pribady

Selain itu, rumah adat Betawi mempunyai ornamen berbentuk segitiga di sepanjang pinggir atap rumah. Ornamen itu disebut gigi balang, bentuknya terinspirasi dari gunung.

Masyarakat Betawi meyakini gigi balang melambangkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hubungan antara manusia senantiasa berkomunikasi. Manusia dan alam berhubungan memberikan manfaat untuk kehidupan. Lalu, hubungan manusia dengan Tuhan dalam bentuk peribadatan.

Tiang Guru

Selain itu, masyarakat Betawi mempunyai filosofi 'empat kelima pancer' dalam membangun rumah. Sebuah rumah harus punya empat tiang utama yang melambangkan empat penjuru mata angin. Adapun tiang kelima merupakan penghuni rumah yang menjadikan rumah bermanfaat, bercahaya, dan memiliki harapan.

"Kalau kita didirikan rumah, tiang yang paling utama itu disebut tiang guru. Itu dasar dari segi empat yang menjadi pokok. Nanti pada tiang guru-tiang guru itulah ditambah tiang-tiang lain sesuai fungsinya," imbuhnya.

Langkan

Selanjutnya, rumah ini biasanya mempunyai langkan. Langkan adalah pembatas ruang publik dengan semi publik yang letaknya di teras rumah.

Fungsinya untuk menjaga supaya orang tidak sembarangan masuk ke rumah. Ornamen ini juga bisa sebagai ragam hias yang mempercantik rumah.

Balak Suji

Beberapa rumah di daerah pesisir atau pertanian berupa panggung ataupun meninggikan bangunan. Untuk masuk ke rumah, terdapat tangga yang disebut balak suji yang menghubungkan rumah dengan daerah luar.

"Balak suji ini juga maknanya sebagai penolak bala. Jadi dia (penghuni rumah) nggak lompat turun dari rumahnya. Oleh karena itu harus ada tangga," tuturnya.

Jumlah anak tangga tersebut biasanya ganjil. Sebab, masyarakat Betawi meyakini Tuhan menyukai angka-angka ganjil sehingga diterapkan pada bangunan tempat tinggal.

Itulah makna di balik bangunan rumah adat Betawi.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(dhw/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork