Paris pagi hari ini dihebohkan dengan kabar pencurian di Museum Louvre. Komplotan perampok menggondol delapan perhiasan kerajaan yang tak ternilai harganya dari museum paling ramai di Prancis tersebut.
Hal yang membuat heboh adalah komplotan tersebut melancarkan aksinya di siang hari, setelah museum dibuka, menggunakan kerekan furniture yang cukup besar dari area luar gedung yang diarahkan ke jendela di lantai atas. Komplotan tersebut dapat menggasak perhiasan bersejarah milik Napoleon dan Permaisuri JosΓ©phine dalam 4 menit. Saat ini pemerintah Prancis sedang mengerahkan seluruh usaha untuk menangkap perampok tersebut.
Museum Louvre merupakan salah satu bangunan ikonik di Paris selain Menara Eiffel. Di dalamnya menyimpan banyak benda peninggalan bersejarah, mulai dari lukisan, patung, hingga perhiasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya isinya yang menarik, arsitektur dan bentuk bangunan ini pun unik. Bahkan bangunan piramida di tengah bangunan utama museum sudah sering muncul di buku pelajaran sekolah di RI.
Dilansir situs resminya Museum Louvre dahulunya merupakan benteng berdinding tebal yang didirikan untuk mencegah bangsa Viking menyerbu kota. Pada tahun 1546, situs ini diubah menjadi istana oleh Raja Francis I menjadi tempat tinggal pribadinya. Setiap masa pemerintahan baru, arsitekturnya diubah. Bangunan tersebut terakhir dijadikan kediaman raja pada 1682 karena Raja Louis XIV pindah ke Istana Versailles yang jauh lebih megah dan mewah.
Bangunan tersebut diputuskan menjadi museum pada 1981 atas gagasan Presiden Prancis, FranΓ§ois Mitterrand. Ia memiliki gagasan untuk merenovasi lembaga-lembaga budaya di seluruh Prancis termasuk bangunan yang saat ini menjadi Museum Louvre.
Presiden Mitterrand menunjuk arsitek Tionghoa-Amerika, IM Pei untuk menggarap proyek besar 'Grand Louvre' yang memodernisasi museum pada tahun 1980, yakni Piramida Louvre yang saat ini menjadi bangunan ikonik di Prancis. Ini adalah pertama kalinya seorang arsitek asing direkrut untuk mengerjakan Museum Louvre.
Piramida tersebut merupakan pintu masuk menuju ke museum. Pei mencetuskan ide lobi bawah tanah sentral yang menghubungkan langsung ke tiga sayap museum.
Pei juga merancang ruang pameran baru di sayap Richelieu, gudang koleksi bawah tanah, dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menyambut pengunjung di ruang bawah tanah, seperti area loket tiket, auditorium, kafe, toko buku, bahkan pusat perbelanjaan yang menyediakan koneksi bawah tanah ke stasiun metro terdekat.
Proyek tersebut sempat mengundang polemik dan kritik. Hal ini dikarenakan banyak yang kurang setuju dengan bentuk piramida tersebut. Namun, proyek tersebut tetap dilanjutkan.
Dalam rancangannya, Pei menghormati garis-garis utama dan perspektif istana serta tata letaknya bangunan di sekelilingnya. Untuk piramida tersebut, ia memilih material paling transparan, ringan, dan bercahaya.
"Pendekatan saya lebih merupakan pendekatan seorang desainer lanskap daripada seorang arsitek. Le NΓ΄tre adalah sumber inspirasi utama saya. Desain modul-modul yang membentuk Piramida itu sendiri berasal dari Prancis," kata Pei seperti yang dikutip pada Senin (20/10/2025).
Lapisan transparan tersebut disangga dengan logam berbentuk persegi dan segitiga. Bentuk-bentuk tersebut juga dipakai pada kolam-kolam yang mengelilingi piramida dan paving halaman.
Pengerjaan piramida Museum Louvre ini memakan waktu 4 tahun. Selama pengerjaannya, bangunan ini mendapat bantuan dari perusahaan-perusahaan yang biasa menangani proyek perlengkapan kapal. Mereka dibutuhkan untuk membangun rangka logam. Piramida diresmikan pada 29 Maret 1989 dengan nama Pyramide du Louvre.
Lantas, isi dari museum tersebut berasal dari banyak tempat, salah satunya adalah barang jarahan selama Perang Napoleon. Pada saat itu, barang tersebut sebenarnya hadiah untuk keluarga kerajaan, tetapi setelah terjadi Revolusi Prancis, barang berharga tersebut dipajang di dalam Museum Louvre.
(aqi/aqi)