Pendirian Masjid bukan sekadar sebagai rumah ibadah, bisa juga menjadi wujud karya seni arsitektur yang keindahannya bisa dinikmati dan dipelajari oleh semua kalangan.
Salah satu masjid yang memiliki arsitektur dan interior yang menawan adalah Masjid Agung Sheikh Zayed. Lokasinya berada di Asia Barat, tepatnya di Emirat Abu Dhabi (UEA) yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi dan Oman.
Negara yang kaya akan minyak dan gas ini, membangun sebuah rumah ibadah yang kini termasuk dalam daftar masjid terbesar di dunia. Luasnya mencapai 555.000 mΒ². Saking luasnya bangunan ini, disebut dapat menampung sekitar 50 ribu jamaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari situs resminya, penamaan Masjid ini diambil dari nama sosok paling dihormati di negara tersebut, yakni pendiri Uni Emirat Arab, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan.
Mendiang Presiden pertama UEA memiliki mimpi ingin membangun sebuah masjid yang mencerminkan moderasi Islam. Mimpi tersebut terwujud dengan dibangunnya Masjid Agung Sheikh Zayed pada 1996.
Sebenarnya perencanaan pembangunan Masjid ini sudah dilakukan sejak 1980-an, tetapi pembangunannya baru terealisasikan pada 5 November 1996 dan selesai pada 2007, ditandai dengan dibukanya ruang salat untuk ibadah Idul Adha.
Baca juga: Potret Rumah Raden Saleh dari Masa ke Masa |
Ada banyak sekali keunikan mengenai bangunan ini, berikut detikcom rangkum.
1. Pakai Banyak Material dari Seluruh Dunia
Jika biasanya bangunan bersejarah akan memakai material atau unsur ciri khas negara tersebut, berbeda dengan Masjid Agung Sheikh Zayed, bangunan ini dibuat sebagai simbol 'menyatukan dunia'. Pengerjaannya dilakukan oleh seniman, pengrajin, dan material dari berbagai negara. Lebih dari 3.000 pekerja dan 38 perusahaan kontraktor berpartisipasi dalam pembangunan masjid ini.
Beberapa material yang digunakan adalah marmer, batu, emas, batu semi mulia, kristal, dan keramik. Asalnya ada yang dari Italia, Jerman, Maroko, India, Turki, China, Inggris, Selandia Baru, Yunani, hingga Uni Emirat Arab sendiri.
2. Desainnya Bergaya Mughal dan Maroko
Desain Masjid Agung Sheikh Zayed terinspirasi dari budaya Mughal dan Maroko, terutama pada bagian kubahnya. Masjid ini memiliki beberapa kubah, dengan diameter kubah terbesar sekitar 32,6 meter dan tingginya mencapai 84 meter.
Terdapat banyak jendela di bagian bawah kubah sebagai akses cahaya alami masuk ke dalam ruang salat. Di bagian dalam kubah juga terdapat karya seni tradisional Maroko.
3. Lampu Gantung Mewah
![]() |
Di dalam Masjid terdapat lampu gantung mewah yang ternyata bentuknya pohon palem terbalik. Makna pemilihan pohon palem adalah menyimbolkan kemakmuran UEA. Lampu gantung kristal tersebut dirancang oleh German Faustig sebagai sebuah penghormatan kepada mendiang pendiri UEA, Sheikh Zayed Al Nahyan.
Lampu gantung baja tahan karat ini dihiasi pelat emas 24 karat dan kristal Swarovski, dengan hampir 40 juta bola kristal berwarna hijau, merah, dan kuning yang terintegrasi ke dalam desainnya.
4. Pencahayaan Fasad Masjid Mengikuti Siklus Bulan
![]() |
Keunikan lainnya adalah fasad Masjid Agung Sheikh Zayed dapat bersinar mengikuti siklus bulan. Maksudnya gimana?
Speirs dan Major Associates merancang skema pencahayaan 360 derajat yang mengubah warna masjid dari putih dingin saat bulan purnama menjadi biru tua secara bertahap saat bulan memudar, berubah setiap dua malam. Pada malam keempat belas siklus tersebut, bulan diterangi dengan warna biru terdalamnya, yang menandakan "tidak ada bulan" di langit.
Ide dekorasi ini dimaksudkan bahwa bangunan ini seperti "bernapas bersama bulan".
(aqi/das)