Ibu Kota Turkemenistan, Ashgabat terkenal sebagai kota serba putih. Kota modern ini memiliki ratusan bangunan yang semuanya dilapisi marmer putih.
Berbeda dengan kota-kota besar di Eropa yang terang pada malam hari karena cahaya dari lampu gedung atau videotron, di Ashgabat kota tersebut terlihat terang karena bangunannya berwarna seragam yakni putih.
Kenapa ya banyak bangunan berwarna putih yang terbuat dari marmer di sana?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari Times of India, Presiden pertama Turkmenistan Saparmurat Atayevich Niyazov atau yang juga dipanggil dengan Turkmenbashi yang Agung adalah sosok yang mencetuskan ide membangun bangunan menggunakan marmer putih. Ide ini muncul pada tahun 2000-an. Pada saat itu, di Ashgabat memiliki beberapa bagian yakni kota tua, kota orang hidup, dan kota baru, kota orang mati.
Dia membuat aturan bahwa semua bangunan di kota Ashgabat yang baru harus dihiasi dengan marmer putih. Gagasan ini bukanlah sesuatu yang mustahil karena pada saat itu Turkmenistan adalah salah satu negara penghasil gas bumi terbesar di dunia.
Maka dari itu, mereka tidak ragu untuk membangun kota modern dan mewah dengan marmer putih yang didatangkan dari Italia. Aturan ini mendapat dukungan dan dilanjutkan oleh presiden Turkmenistan berikutnya, Gurbanguly Berdimuhamedow.
Mengutip dari Archdaily, seorang fotografer, Arnau Rovira mengatakan bahwa pembangunan kota dengan desain bangunan memakai marmer putih adalah ambisi Presiden ke-2 Turkmenistan, Gurbanguly Berdimuhamedow, untuk mencatatkan rekor dunia.
"Selama beberapa waktu, mantan Presiden Gurbanguly Berdimuhamedow memiliki keinginan kuat untuk mencetak Rekor Dunia (Guinness World Records) dan berupaya membangun sebanyak mungkin bangunan marmer putih," kata Arnau Rovira seperti yang dikutip pada Sabtu (7/9/2024).
Dilansir CNN, terdapat sekitar 543 bangunan yang dilapisi marmer putih di Ashgabat. Ide ambisius mantan presiden pun terwujud, pada 2013 lalu Ashgabat mendapat julukan baru dari Guinness Book of World Records yakni kota dengan bangunan berlapis marmer putih terbanyak di dunia.
Penggunaan marmer putih yang mewah ini juga mengingatkan pada keindahan bangunan di Uni Soviet pada pertengahan abad ke-20. Berdasarkan sejarah, Turkmenistan adalah negara pecahan Uni Soviet. Mereka merdeka pada 27 Oktober 1991 dan saat ini berdiri sebagai republik.
Di dalam Ashgabat dibangun taman yang luas, alun-alun, dan bangunan megah. Bagian tengah kota, terdapat Istana Kepresidenan yang berkubah emas. Sayangnya, bangunan ini dilarang untuk umum.
Meskipun kota ini digambarkan megah dan pernah menandingi Tokyo sebagai kota termahal di dunia menurut sebuah survei lembaga konsultan Mercer pada 2021 lalu, tetapi Turkmenistan dikenal sebagai negara yang panas.
Selain itu, banyak media yang menilai kota ini terlalu sepi untuk disebut sebagai ibu kota negara. Bahkan penggunaan marmer pada bangunannya, sempat dikhawatirkan oleh media asing karena bisa rusak seiring waktu, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik hitam dan noda.
Salah satu kawasan yang dapat menggambarkan kehidupan sebenarnya di Ashgabat adalah pasar tradisional mereka yang disebut bazar. Di sini wisatawan bisa melihat bagaimana penduduk lokal hidup di kota dengan penuh bangunan dari marmer putih tersebut.
Sebagai informasi, luas wilayah Ashgabat sendiri sekitar 22 kilometer persegi atau 22.000.000 meter persegi. Sementara total luas seluruh bangunan yang dilapisi marmer putih sekitar 4.513.584 meter persegi atau 1/5 dari luas wilayah Ashgabat. Pada 2023, jumlah populasinya juga hanya 5,6 juta orang.
(aqi/abr)