Pimpinan gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada Selasa (3/9/2024) dalam rangkaian perjalanan apostolik di Asia. Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi. Paus Fransiskus akan berada di Indonesia mulai dari 3 hingga 5 September 2024.
Menyambut kedatangannya, Gereja Katedral Jakarta mulai berbenah dan mendekorasi rumah ibadah tersebut. Bahkan mulai dari 1-5 September Gereja Katedral tidak menerima kunjungan.
Paus Fransiskus rencananya akan datang ke Gereja Katedral pukul 16.30 WIB pada Rabu (4/9/2024). Dia akan bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati, seminaris, dan katekis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjadi salah satu tempat ibadah umat Katolik di Jakarta yang berusia lebih dari 100 tahun, begini sejarah dan gaya arsitektur Gereja Katedral Jakarta.
Gereja Katedral memiliki nama resmi yakni Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga. Bangunan ini telah berdiri sejak 1901 dan saat ini terhitung telah berusia 123 tahun. Meskipun sudah lebih dari 1 abad berdiri, Gereja Katedral masih kokoh berdiri.
![]() |
Arsitektur Gereja Katedral
Bangunan ini memiliki arsitektur yang elegan. Melansir dari situs resminya, Gereja Katedral dibangun dengan gaya Neo Gotik atau Gothic Revival Architecture khas Eropa. Pada saat itu, arsitektur ini tengah digemari dan lazim dipakai pada bangunan gereja.
Menurut Britannica, Neo Gotik adalah gaya arsitektur yang mengambil inspirasi dari arsitektur abad pertengahan dan bersaing dengan kebangkitan Neoklasik di Amerika Serikat dan Inggris Raya. Gaya bangunan ini banyak ditemukan pada bangunan di Benua Eropa.
Gereja Katedral dirancang dan dibangun oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus Wenneker. Sempat berhenti di tengah jalan, pembangunannya dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit.
Peresmian diadakan pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.
![]() |
Melansir dari jurnal yang ditulis oleh Shania Cantika, Erlina Novianti, dan Silviana Amanda Aurelia Tahalea yang berjudul "Gaya Arsitektur Neo Gotik pada Gereja Katedral Jakarta" yang dirilis April 2024 yang juga mengutip dari tulisan Ekine Wahyuning Tyas, "Mengenal Sejarah Arsitektur Eropa" (2013), arsitektur Neo Gotik di Katedral Jakarta terlihat pada bentuk luar bangunan Gereja yakni menara Gereja.
Terdapat 3 menara di Gereja Katedral, yaitu Menara Benteng Daud, Menara Gading, dan Menara Angelus Dei.
Menara Gading memiliki ketinggian 60 meter dan bermakna bahwa Bunda Maria penuh kesucian. Kemudian, Menara Benteng Daud juga memiliki ketinggian yang sama. Menara satu ini melambangkan Bunda Maria melindungi kita dari kegelapan.
Terakhir, Menara Angelus Dei lebih pendek dari dua menara lainnya yakni hanya 45 meter. Menara ini berada di tengah Gereja berbentuk salib.
Arsitektur Neo Gotik juga ditemukan pada bentuk langit-langitnya, meskipun bentuknya tidak berbeda jauh dengan langgam gotik. Langit-langit pada bangunan ini tidak dipasangi plafon dengan tujuan untuk memberikan kesan megah dan luas ke arah atas. Mengibaratkan kedudukan Tuhan dengan umat manusia. Terdapat pilar-pilar di sisi kiri dan kanan gereja untuk menopang bentuk dari bangunan Gereja.
![]() |
Interior Gereja Katedral juga tidak kalah menakjubkan. Pada jendela Gereja dipasang kaca patri dengan motif floral pada tiang gereja dan juga bentuk dari cealing yang tinggi dan melengkung. Sebagian besar bangunan dicat berwarna putih yang melambangkan tempat yang suci.
Di bagian atas pintu utama Gereja terdapat Rozeta yakni simbol Gereja Katolik yang menggambarkan Bunda Maria. Lambang ini juga masuk dalam ciri-ciri Neo Gotik. Kemudian, untuk material yang digunakan di Gereja Katedral tidak hanya beton, melainkan ada pula kayu pada perabotan dan konstruksi baja pada menara-menaranya.
Selain menjadi tempat ibadah, Gereja Katedral juga dibuka untuk umum bahkan terdapat Museum di sampingnya yang bisa dikunjungi.
Melansir dari detikTravel, Museum Katedral Jakarta buka setiap hari Selasa hingga Sabtu dari pukul 10.00 sampai 16.00 WIB. Sementara untuk Gereja Katedral setiap harinya buka dari jam 06.00 sampai pukul 21.00 WIB.
Gereja ini bisa menampung 300 wisatawan setiap harinya. Jumlah ini dapat meningkat pada akhir pekan hingga 400 orang di dalamnya.
(aqi/dna)