Rumah dengan dinding bata ekspos, sudah banyak ditemui saat ini. Namun, rumah di India satu ini justru berbeda.
Studio India Blurring Boundaries memperkenalkan salah satu proyeknya yakni sebuah hunian yang terbuat dari bahan-bahan alami dan hasil daur ulang mulai dari batu bata, botol kaca, dan batu. Selain itu, rumah ini bentuknya meliuk-liuk dikelilingi dengan 5 pohon mangga besar.
Melansir dari Dezeen, Studio India Blurring Boundaries menamakan rumah ini dengan Asmalay yang berlokasi tidak jauh dari Mumbai, India. Rumah ini dari luar terlihat begitu artistik dan berdiri sendiri di halaman yang cukup luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak heran jika arsiteknya berani untuk membangun rumah dengan bentuk meliuk dan atap miring. Rumah ini cocok untuk kamu yang menginginkan rumah dengan model industrial tetapi tetap terasa seperti rumah pedesaan.
"Dengan memprioritaskan aliran yang mulus dan membiarkan bentuk atap menentukan massa struktur, kami ingin menciptakan ruang hidup yang benar-benar unik dan artistik," kata salah satu pendiri studio, Shriya Parasrampuria, kepada Dezeen, dikutip Sabtu (24/8/2024).
Semua material bangunan yang digunakan memakai bahan-bahan alami dan daur ulang. Kemudian, terdapat 5 pohon mangga yang mengelilingi rumah ini.
Menurut Studio India Blurring Boundaries, rumah ini memang dirancang untuk menampilkan hubungan antara arsitektur dan alam. Lokasi rumah ini juga berada di dekat hutan yang sudah banyak ditumbuhi pohon-pohon mangga.
Mereka tidak ingin merubah kondisi alam di sana, maka dari itu dia membuat rumah model melengkung mengikuti 5 pohon mangga tersebut. Selain itu, model rumah melengkung membuat kesan luas dan terbuka. Di tambah tiap sudut lengkungan terdapat ventilasi dan kaca besar yang baik untuk sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam rumah.
"Perpaduan tapak yang kecil, tinggi atap yang luas, serta sudut melengkung tanpa batas menjanjikan terciptanya kesan lapang dan terbuka," jelas Parasrampuria.
Penggunaan batu bata ekspos juga sebenarnya bukan hanya ramah lingkungan melainkan material ini menonjolkan lekukan dan kontur bangunan dibandingkan dinding yang diplester dan ditutup cat.
![]() |
"Kami merasa material batu bata memungkinkan cahaya alami bertindak sebagai elemen pemahat, memungkinkannya menciptakan bayangan dramatis dan menonjolkan lekukan dan kontur bangunan," paparnya.
Kemudian, penggunaan botol bekas yang didaur ulang terletak di dalam rumah. Botol-botol tersebut di tanam di dalam dinding.
"Dinding botol kaca daur ulang di lantai dasar memperkenalkan cahaya siang hari yang menyenangkan, mengatur interaksi cahaya dan bayangan yang memperkaya palet warna tanah," ujarnya.
Rumah ini dibuat minim sekat, tetapi tetap bisa mendapat ruang privasi karena bentuknya yang meliuk. Dari luar, rumah ini akan terlihat kecil, padahal terdiri dari 2 lantai yang di dalamnya terdapat kamar tidur, kamar mandi, dapur, hingga ruang makan.
(aqi/abr)