Rusun Tanah Abang merupakan rumah susun pertama di Jakarta. Hunian vertikal yang berdiri sejak tahun 1980 ini masih dalam keadaan kokoh, asri, dan ramai dengan kehidupan warga.
Ketua RW 10 Rusun Tanah Abang, Andi Awaludin menceritakan rusun tersebut diprakarsai oleh Presiden Kedua Soeharto bersama Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Cosmas Batubara.
Melihat Rusun Pertama di Jakarta Bergaya Hunian Meksiko
Andi mengatakan desain rusun terinspirasi dari hunian di Meksiko. Tampak karakteristik yang menonjol pada bangunan rusun yang dikelilingi tembok dari batu bata merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ini ada (rusun) tipe Cortina namanya yang dia ngambil contoh di Meksiko waktu saat itu Pak Cosmas Batubara diutus sama Pak Harto untuk meninjau Meksiko untuk menjiplak atau contoh rumah susun yang akan dibangun di Rumah Susun Tanah Abang," ujar Andi kepada detikcom belum lama ini.
Rumah ini terlihat asri dan hijau karena dihias dengan pot dan tanaman. Terdapat 32 blok rusun setinggi 4 lantai yang dibangun di atas lahan 3,6 hektare.
Setiap unit rusun berukuran kurang lebih 43 meter persegi termasuk toilet, kamar mandi, dan dapur. Sementara ukuran 6 x 6 meter di antaranya terdiri dari 2 kamar tidur dan kamar tamu.
Adapun fasilitas umum yang tersedia untuk warga antara lain lapangan voli, basket, bulutangkis, serta area parkir di bagian depan dan samping rusun.
Bagi yang ingin menyewa hunian di sini, harga sewa rusun bisa mulai Rp 25 juta, bahkan hampir sampai Rp 50 jutaan setahun. Tentunya hal ini tergantung dari kondisi rusun.
"Kalau rumahnya lantai dasar begini ini ada penambahan fasum (fasilitas umum) bersama seharusnya dimanfaatin sama warga yang paling bawah itu kurang lebih hampir sekitar 45 hampir 50 juta setahun itu udah renovasi ya bukan rumah yang lama," tuturnya.
Asal Usul Rusun Pertama di Jakarta
Rusun Tanah Abang dibangun pada masa Orde Baru. Andi menceritakan lahan yang digunakan untuk rusun sebelumnya merupakan tanah wakaf milik sebuah yayasan berupa pemakaman serta lahan kosong.
![]() |
"Rusun ini kan sebelum berdiri kan di sini kan ada makam orang Arab sama Melayu sampai belakang gitu. Ada lah tanah kosong sedikit juga di situ buat anak-anak (bermain bola) samping ini," ungkapnya.
Andi mengatakan Soeharto tengah mencari tempat untuk membangun rusun. Akhirnya lahan tersebut 'tukar guling' atau menukar barang dengan tanpa menambah uang.
"Saat itu karena Pak Harto nggak ada lahan untuk membangun rusun ini akhirnya. Inilah Yayasan untuk tukar guling dalam hal ini pembangunan yayasan pendidikan sama bangunlah masjid di belakang buat tukar guling ini," jelasnya.
Sebanyak 60% penghuni rusun merupakan penyewa sementara 40% adalah penghuni lama. Hunian ini awalnya diperuntukan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga guru.
"Diperuntukan awalnya itu untuk ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), kalau sekarang kan TNI yang belum punya rumah waktu saat itu. Jadi di samping itu juga PNS, kita ke guru, atau PNS di Pemda, dan lain sebagainya," katanya.
Namun, belakangan ini sudah banyak pedagang yang perantau yang menyewa atau membeli rusun agar bisa tinggal dekat tempat mereka berdagang di tengah kota.
"Penghuni lamanya itu udah pada kemana-kemana ya jadi rumahnya disewain sama kebanyakan di sini pedagang orang Padang sama Makassar itu yang dagang di Tanah Abang, di Thamrin City kadang ada di Senen kadang ada di Cipulir. Terus tinggalnya di sini karena aksesnya benar-benar di sini kan lebih gampang dan di tengah-tengah kota," imbuhnya.
Cerita Warga Tinggal di Rusun Pertama Jakarta Bergaya Meksiko
Rusun ini mulai dihuni sejak 1981 dan kini masih ada 960 kepala keluarga (KK) yang menetap di sini. Salah satu warga yang menghuni rusun sejak tahun 2005, Parti mengaku nyaman dan betah tinggal di Rusun Tanah Abang.
"Enak banget, lingkungan nya enak, RW nya pun enak," ujar Parti.
![]() |
Selain lingkungan yang nyaman, ia merasa lokasi rusun yang strategis memungkinkannya bepergian ke berbagai tempat dengan jarak yang dekat.
"Karena enak aja ya. Ini suasananya juga enak mau kemana-mana juga dekat," katanya.
Meskipun rusun berusia lebih dari empat dekade, Parti menyebut kondisi rusun cukup layak. Tentunya bangunan tetap harus dirawat dan dibenahi.
"Cukup layak (kondisi rusun). Jadi ya kita harus benahi juga, kita harus rawat. Kita masih senang (tinggal di Rusun Tanah Abang)," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RW 10 Rusun Tanah Abang, Andi Awaludin menyatakan sudah tinggal di Rusun Tanah Abang sejak Januari 1990. Ia mengatakan warga hidup rukun dan lingkungan terjaga. Para warga saling berinteraksi dan bersosialisasi satu sama lain.
"Hampir 60% (penghuni rusun) adalah pengontrak jadi sisanya 40% itu penghuni lama tapi walaupun penghuni lama maupun pengontrak itu saling guyub. Alhamdulillah, jadi selama saya hampir 10 tahun jadi RW ini saya ciptakan kondusif di lingkungan RW 10 ini benar-benar terjaga dengan baik keakrabannya," katanya.
Kemudian, Andi mengungkap lingkungan rusun yang tampak asri pernah mendapat apresiasi dalam Program Kampung Iklim (Proklim).
"Itu juga proklim tingkat Kota Jakarta Pusat, kami sebagai ini juga mendapat proklim juga. Di samping itu untuk kebersihan tingkat kota ini juga 10 terbaik," pungkasnya.
Mau tahu berapa cicilan rumah impian kamu? Cek simulasi hitungannya di kalkulator KPR.
Nah kalau mau pindah KPR, cek simulasi hitungannya di kalkulator Take Over KPR.
(dhw/dna)