Bangunan di Eropa memiliki ciri khas pada bagian dindingnya banyak yang terbuat dari batu bata. Uniknya lagi batu bata ini tidak ditutupi dengan material lain seperti semen dan banyak dibiarkan seperti tumpukan batu bata saja. Tampilan bangunan tersebut tetap rapih dan tidak kumuh sama sekali meski sudah berusia ratusan tahun.
Penggunaan batu bata pada dinding bisa ditemui di bangunan penting di Eropa bukan hanya rumah penduduk, tetapi juga seperti rumah ibadah, kantor pemerintahan, istana, dan lainnya. Padahal batu bata bukanlah material bangunan yang mahal dan cukup mudah untuk dibuat. Namun, penggunaan batu bata pada bangunan di Eropa membuat tampilannya klasik, kokoh, dan indah.
Sejarah Batu Bata
Material batu bata pertama kali ditemukan di Turki Selatan di lokasi pemukiman kuno di sekitar kota Jericho pada 7000 sebelum Masehi. Batu bata ini dibuat di daerah yang beriklim hangat karena proses pembuatannya membutuhkan cahaya matahari agar tanah lumpur dapat mengeras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, batu bata juga ditemukan di Mesir kuno sebagai material bangunan yang banyak digunakan. Namun, bahan yang digunakan berbeda, mereka mencampurkan tanah liat dengan jerami. Bahkan pada reruntuhan Harappa Buhen dan Mohenjo-daro dilukiskan bagaimana orang Mesir kuno membuat batu bata untuk bangunan pada saat itu.
Bangsa Romawi berbeda lagi, mereka membuat batu bata di musim semi dan perlu disimpan selama 2 tahun sebelum dipasarkan. Mereka juga menggunakan tanah liat, tetapi yang berwarna putih atau merah saja.
Kegunaannya pun masih sama yakni untuk bangunan publik dan pribadi di seluruh kekaisaran Romawi. Mulai dari tembok, benteng, pusat kebudayaan, kubah, lengkungan, dan permukaan saluran air mereka. Salah satu hasil karya bangsa Romawi ketika menggunakan batu bata adalah Gerbang Herculaneum di Pompeii, Campania, Italia dan pemandian Caracalla di Roma adalah contoh bangunan bata Romawi.
Selama periode Kekaisaran Romawi, bangsa Romawi menyebarkan seni pembuatan batu bata ke seluruh Eropa dan terus mendominasi selama periode abad pertengahan dan Renaisans.
Ketika Kekaisaran Romawi jatuh, seni pembuatan batu bata hampir punah dan hanya berlanjut di Italia dan Kekaisaran Bizantine. Pada abad ke-11, pembuatan batu bata menyebar dari wilayah ini ke Perancis.
Alasan Batu Bata Digunakan pada Bangunan di Eropa
Dua material bangunan yang paling sering digunakan oleh negara di Eropa pada saat itu adalah batu bata dan kayu. Hal ini dikarenakan struktur batu bata dapat dibangun lebih cepat dan lebih murah, daripada bahan mentah lain seperti batu.
Di London zaman pemerintahan Ratu Victoria (1819-1901) batu bata yang dipakai untuk bangunan, semuanya berwarna merah atau cerah karena kabut tebal yang melanda Inggris. Dengan begitu bangunan akan terlihat jelas jika dinding luarnya berwarna merah atau cerah.
Warna batu bata ini digunakan oleh beberapa arsitek paling terkenal abad ke-20 seperti Le Corbusier, F. L. Wright, dan Louis Khan. Bahkan hingga saat ini batu bata berwarna merah atau terakota masih banyak digunakan hingga saat ini.
Selama ledakan pembangunan di abad ke-19, lebih dari 10 miliar batu bata diproduksi di Amerika khususnya di kawasan Boston dan New York yang menandakan semakin luasnya pengaruh material satu ini.
(aqi/abr)