Massa bela Palestina menggelar aksi damai di Monas, Jakarta Pusat hari ini. Ragam poster bentuk dukungan ke Palestina hingga mengutuk serangan Israel pun bermunculan.
Pantauan detikcom di Monas, Jakarta Pusat (Jakpus), Minggu (5/11/2023), terlihat sejak pagi massa membawa poster bertuliskan dukungan untuk Palestina.
Monas yang dipilih jadi lokasi aksi ternyata punya sejarah panjang yang lekat dengan perjalanan pembangunan di Ibu Kota Jakarta. Arsitektur bangunannya yang unik menyimpan makna mendalam dan penuh cerita sejarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Pembangunan Monas
Monumen Nasional (Monas) Foto: Getty Images/iStockphoto/dennisvdw |
Monumen Nasional atau Monas adalah landmark ibu kota negara Indonesia. Bangunan ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan.
Dikutip dari Album Budaya Direktori Museum Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pembangunan Tugu Monumen Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 214 tahun 1959 tentang Pembentukan Panitia Monumen Nasional. Pembangunan diketuai oleh Kolonel Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta Raya.
Namun, pembangunan Monas baru terwujud saat Indonesia genap berusia dua windu atas dasar gagasan presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Soekarno meletakkan batu pertama pada 17 Agustus 1961.
Rancang bangunan Monumen Nasional dibuat oleh arsitek kenamaan Indonesia, Soedarsono, dan Prof. Dr. Ir. Roosseno sebagai penasihat konstruksi.
Arsitektur Monas
Pengunjung menyaksikan pertunjukan video mapping di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (24/4/2023). Pemprov DKI mengadakan pagelaran Monas Week dan Pentas Seni Monas dengan menampilkan berbagai macam pertunjukan diantaranya air mancur menari, video mapping, dan penampilan musik sebagai bentuk hiburan masyarakat pada libur Lebaran. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT |
Arsitektur Monas dan dimensinya mengandung banyak lambang khas budaya Indonesia. Seperti bentuk tugu yang menjulang tinggi melambangkan lingga (alu/antan), dan pelataran cawan yang memiliki arti yoni (lumpang). Alu dan lumpang adalah alat rumah tangga yang ada di hampir semua rumah pribumi.
Lingga dan yoni juga melambangkan positif dan negatif, seperti pria dan wanita, air dan api, siang dan malam, atau langit dan bumi sebagai lambang alam yang abadi.
Salah satu ikon terkenal dari Monas adalah pelataran puncak tugu api yang tak pernah padam. Hal itu melambangkan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang yang tidak akan pernah surut.
Lalu, tinggi pelataran cawan 17 meter dan tinggi ruang Museum Sejarah 8 meter, serta luas pelataran cawan yang berbentuk bujur sangkar berukuran 45 meter x 45 meter menjadi pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945 (17-8-1945).
Bagian-Bagian Utama Tugu Monas
Ada beberapa tempat menarik yang bisa detikers kunjungi di Monas, yaitu:
a. Ruang Museum
Sejumlah wisatawan mengunjungi museum Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa (5/7). Foto: Pradita Utama |
Pertama, ada ruang Museum Sejarah yang terletak 3 meter di bawah permukaan halaman Tugu Monas. Dinding, tiang, dan lantai keseluruhannya berlapiskan marmer.
Di ruangan ini, ada 51 jendela peragaan (diorama) yang mengabadikan peristiwa sejarah zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, zaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan masa pembangunan Orde Baru.
b. Ruang Kemerdekaan
Ruang Kemerdekaan di Monas, Jakarta Foto: (Afif Farhan/detikcom) |
Selanjutnya, Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di dalam Cawan Tugu Monas. Di dalamnya ada empat atribut kemerdekaan Republik Indonesia, seperti peta kepulauan negara, bendera Sang Saka Merah Putih, lambang negara Bhinneka Tunggal Ika, dan Pintu Gapura yang berisi naskah Proklamasi Kemerdekaan.
c. Relief Sejarah Indonesia
Relief di Monas Foto: Tedi Permana/d'Traveler |
Lalu ada relief sejarah Indonesia berbentuk timbul yang bisa ditemukan di sekeliling monumen. Relief ini menggambarkan sejarah Indonesia mulai dari masa penjajahan Belanda, perlawanan Rakyat Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan Indonesia modern.
d. Pelataran Puncak
Antusiasme warga mengeker lanskap Jakarta dari Puncak Monas Foto: Indra Komara/detikcom |
Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional ada pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu Monas. Dengan elevator berkapasitas 11 orang, pengunjung dapat mencapai Pelataran Puncak yang luasnya 11x11 meter persegi dan cukup menampung 50 orang.
Di sini, pengunjung dapat melihat pemandangan seluruh penjuru Jakarta dari ketinggian dengan menggunakan teropong.
e. Lidah Api Kemerdekaan
Bendera Merah putih berkibar di puncak tugu Monas Foto: Agung Pambudhy/detikcom |
Terakhir, ada Lidah Api di Pelataran Puncak yang dibuat dari perunggu seberat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter.
Seluruh permukaan Lidah Api dilapisi emas seberat kurang lebih 50 kg. Jika dilihat dari bawah, ketinggian dari halaman tugu Monas sampai ke puncak Lidah Api adalah 132 meter.
(dna/dna)

















































