18 Tahun Vakum, Sabdo Jagad Kembali Menyapa Lewat Ilusi Ketiga

Di bawah naungan G3 Record, lagu Ilusi Ketiga ini tercipta dari pengalaman sang vokalis, Fikar, saat menempuh kuliah pada 2006.
Ketika itu, ia kerap berinteraksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Kedekatan emosional tersebut membekas dan menginspirasi untuk menuliskannya dalam lirik lagu ini.
"Waktu itu saya seakan merasakan apa yang mereka rasakan. Mereka ingin seperti anak-anak lain pada umumnya," ungkap Fikar dalam keterangan pers, Selasa (8/7/2025).
"Kejutan terbesarnya adalah, 16 tahun setelah itu, aku dianugerahi anak ketiga yang ternyata memiliki kebutuhan khusus. Semoga lagu ini bisa menjadi hadiah terindah untuk anak-anak tersebut khususnya anakku," sambungnya.
Lirik-lirik dalam Ilusi Ketiga merefleksikan kegelisahan batin seseorang yang berusaha bertahan di tengah kehampaan. Meski diliputi rasa kehilangan, masih ada usaha untuk menggenggam makna hidup, meski hanya melalui harapan semu atau ilusi.
Balutan musik rock yang dinamis, riff gitar penuh emosi, dan hentakan drum yang kuat menjadi medium yang pas untuk menyampaikan intensitas perasaan dalam lagu ini.
Formasi Sabdo Jagad saat ini terdiri dari Fikar (vokal), Denny Ferdinan (gitar), Wisnu Pamungkas (bass) yang merupakan eks personel Funky Kopral lalu kemudian belakangan terakhir bernyanyi dalam project albumnya Wisnu Serta Rekan, dan Rio (drum) yang juga aktif bersama band Hijau Daun.
Masing-masing membawa energi dan karakter baru yang memperkaya warna musik Sabdo Jagad.
"Meski kami lama gak main bareng, pas di studio semuanya langsung klik," ujar Denny Ferdinan.
Bagi Rio, kembali ke proyek band yang penuh idealisme seperti Sabdo Jagad menjadi ruang eksplorasi yang menyegarkan. Ia mengaku terpikat dengan makna mendalam dari lagu ini sejak pertama kali mendengarnya.
"Sabdo Jagad jadi ruang eksplorasi yang menyegarkan buat saya. Saya langsung terpikat dengan makna lagu ini sejak pertama kali mendengarnya," ujar Rio.
Kembalinya Sabdo Jagad menjadi bukti bahwa semangat bermusik yang jujur tak pernah padam. Mereka hadir bukan untuk sekadar tampil, tapi untuk menyuarakan hal-hal yang bermakna dari hati, untuk didengar dengan hati.
(pig/mau)