CEO USEA Global Bongkar Sistem Royalti Musik di Resto

Pingkan Anggraini
|
detikPop
Ilustrasi lirik atau chord lagu.
Foto: Unsplash/Matt Botsford
Jakarta - Masih soal polemik royalti musik yang sempat memanas, menyeret beberapa perusahaan hotel, rumah makan hingga public space lainnya.

Tapi pertanyaannya adalah, bagaimana cara yang tepat dalam membayar dan menghimpun uang royalti dari public space? Sampai sekarang, pemangku kebijakan masih belum menemukan jawaban pasti.

Di tengah kerumitan penghitungan dan distribusi, sebuah perusahaan asal Singapura menawarkan solusi berbasis teknologi yang diklaim lebih transparan dan akuntabel.

Jerry Chen, CEO USEA Global, sebuah platform musik berlisensi, membeberkan cara kerja sistemnya yang telah diimplementasikan di sejumlah pusat perbelanjaan dan restoran di Indonesia.

Dalam sebuah wawancara eksklusif di Petogogan, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2025), ia menjelaskan proses teknologi menjadi jembatan antara kebutuhan pebisnis dan hak para musisi.

Pertama mulai dari sistem perhitungan. Ini menjadi salah satu kunci utama dari sistem yang ditawarkan USEA Global adalah kemampuan pelacakan lagu secara spesifik.

Jerry Chen menjelaskan, melalui kerja sama dengan perusahaan teknologi audio tertentu, setiap lagu yang diputar di sebuah gerai dapat tercatat dengan akurat.

Hal ini menjawab keresahan banyak pihak mengenai lagu siapa yang sebenarnya diputar dan harus dibayar.

"Jadi, apa yang terjadi adalah bagaimana kami melacak semua ini. Contoh musik yang ada di restoran A, melalui speaker TOA, amplifier, semuanya dapat dipertanggungjawabkan," kata Jerry Chen.

"Itu berarti dihitung, terlacak di sistem kami. Musik diunduh, diputar sekali, akan tercatat satu kali," imbuhnya.

Kesimpulannya, para musisi bisa meng-update selama 24 jam secara transparan.

Namun, ada batasan dalam jangkauan musik. Platform ini tidak bisa menyentuh atau menagih royalti untuk lagu-lagu populer yang haknya sudah dipegang oleh entitas lain.

USEA Global hanya memiliki mandat untuk mengelola dan mendistribusikan royalti bagi para musisi yang berada di dalam naungan katalog mereka.

"Jika itu musik kamu, seperti lagu-lagu populer, kamu termasuk dalam kategori lagu populer, saya tidak bisa menyentuhnya," kata Jerry Chen.

Lanjut nih, persoalan lain yang kerap menjadi keluhan musisi adalah nominal royalti yang diterima terkadang sangat kecil, bahkan nol.

Jerry Chen menjelaskan fenomena ini bisa terjadi karena adanya faktor musiman dalam pemutaran lagu.

Sebuah lagu religi misalnya, akan sering diputar saat Ramadan, namun jarang terdengar di bulan-bulan lainnya, sehingga memengaruhi pendapatan sang musisi pada kuartal tersebut.

"Seperti saat Natal, kamu tidak akan mendapatkan pembayaran di April, kan? Jadi akan sangat lucu saat Ramadan lalu Anda mendapat pembayaran pada bulan November, siapa yang memutar lagu-lagu Ramadan saat itu? Jadi, ada juga musimnya," jelas Jerry.

Lalu pembayaran dilakukan tiga bulan sekali untuk menjamin hak para musisi, transparansi dalam pembayaran menjadi prioritas. Jerry Chen memastikan, para musisi yang karyanya digunakan menerima pembayaran royalti secara berkala.

Sistem ini memberikan kepastian dan kejelasan alur dana yang menjadi hak mereka.

"Saya akan mengatakannya dengan sangat terbuka, setiap kuartal, setiap kuartal kalender, setiap tiga bulan, anda bisa dibayar," ujarnya.

Bagi pebisnis, lagu bukan cuma hiburan tapi menarik konsumen. Pada akhirnya, dari sudut pandang pebisnis, pembayaran royalti bukan hanya sekadar kewajiban untuk mendapatkan selembar lisensi.

"Mereka menginginkan solusi seperti, 'Bisakah kamu meningkatkan pendapatan saya dengan memberikan suara atau jenis musik yang berbeda pada waktu yang berbeda dalam sehari?" Kata Jerry Chen.

"Bisakah saya menggunakan psikologi musik untuk memengaruhi perilaku membeli orang, seperti membeli secangkir kopi tambahan?' Secangkir kopi tambahan itu bisa sangat berarti bagi sebuah bisnis jika kamu mengalikannya dengan jumlah kali." pungkasnya.


(pig/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO