.webp)
Di Negara Maju Ada Polemik Royalti Musik Gak Sih?
Nah banyak yang bilang, negara maju berhasil menangani hal-hal semacam ini. Apa iya? Apalagi, tantangan di dunia musik juga kan gak cuma itu aja ya genks.
Semakin berkembangnya zaman tentu hal baru juga bakal berdatangan. Inovasi yang terus datang silih berganti memacu para pelaku seni berpikir untuk bisa beradaptasi.
Sebagai contoh, di negara maju seperti Amerika Serikat, menurut Cholil Mahmud, Direktur Utama Riset dan Pengembangan FESMI (Federasi Serikat Musisi Indonesia), sekaligus vokalis Efek Rumah Kaca, mereka sudah di tahap pengembangan peraturan terhadap musik yang dibuat AI. Hm, gimana sih kira-kira aturan yang mereka tetapkan?
"Kalau kasus-kasus yang terjadi di negara yang sudah lebih baik ya memang masih ada terus tantangannya," ujarnya saat berbincang dengan detikcom, Rabu (11/9/2024).
"Sekarang yang lagi ramai di Amerika itu kasus lagu yang dibuat AI," sambung Cholil.
Menurut Amerika Serikat, AI yang digunakan untuk membuat lagu ternyata berpotensi menimbulkan polemik baru. Sebab AI membuat lagu dari potongan nada musik yang pernah ada, alias nyomot dari lagu-lagu lama yang sudah dirilis.
Pihak pengadilan Amerika Serikat merasa hal ini merupakan ancaman dan tantangan baru untuk mereka.
"AI itu kan gak buat baru ya (lagu), tapi dia bikin dari lagu-lagu yang udah ada. Nah dia membuat dari karya itu lalu memang sedang disidangkan dan kita belajar bersama-sama," jelas Cholil.
"Saat itu memang pengadilan tinggi tidak bisa memberikan royalti itu pada hasil AI karena memang dia membuatnya dari karya yang sudah ada," sambungnya.
Jadi begitu guys, negara maju juga punya polemik soal royalti loh. Bedanya yang menjadi polemik mesin nih, sudah bukan perorangan lagi.
(pig/dar)
