Konser Eaj WTRSFMJKT Pelepas Stres di Weekday yang Hectic

"Kamu datang dari mana?"
"Dari kantor!"
Terdengar suara perbincangan antara MC dan seorang Jars, fans Eaj, di Bengkel Space pada Rabu (4/9/2024) malam. Di tengah pekan yang hectic itu, sebagian fans berkumpul di venue selepas kerja untuk menyaksikan idola mereka dalam gelaran tur Asia 'when the rain stopped following me' di Jakarta (WTRSFMJKT). Acara ini digelar oleh promotor Satufest Production.
Bengkel Space yang terletak di pusat kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan, jadi venue yang cukupan buat konser solo Eaj. Konser malam itu terbagi jadi dua kelas yakni VIP dan GA, yang masing-masing punya benefit berbeda. Tapi yang pasti di akhir acara semua fans berkesempatan untuk melakukan sesi hi-bye dengan Eaj di atas panggung.
Itu adalah salah satu cara yang dilakukan oleh pelantun Friendly Fire buat bisa lebih dekat dengan fans. Eaj dikenal sebagai penyanyi yang seolah nggak punya jarak dengan penggemarnya. Kalau tidak sedang tur, dia bisa menghabiskan berjam-jam bersama fans lewat siaran langsung di Twitch. Kali ini fans bisa bertemu langsung dengan Eaj sekaligus mendengarkan suara gemilangnya.
"Selamat datang di when the rain stopped following me! Terima kasih banyak sudah datang. Jakarta, thank you!" sapa Eaj membuka konsernya.
Eaj tampil menggabungkan live drum dan minus-one, bernyanyi selama kurang lebih satu setengah jam. Kelahiran 15 September 1992 itu tampil simpel banget dengan t-shirt putih dari awal sampai akhir konser (ditutup dengan penampilan encore menggunakan hoodie official merchandise yang dibuka lagi saat sesi bersama fans). Panggung yang rendah dan kecil di Bengkel Space itu dikuasainya dari sisi kiri ke kanan. Nggak puas jejingkrakan di atas panggung, Eaj berkali-kali juga turun ke area penonton untuk bernyanyi dan bergoyang bersama di sana.
![]() |
Sederet lagu dibawakan Eaj malam itu mulai dari Castle In the Sky, Mad, Enemy, Friendly Fire, hingga yang terbaru Burn. Tujuannya pun jelas sejak awal: sebagai stress relief. Beberapa kali Eaj mengulang-ulang hal ini dalam kalimatnya di panggung.
"Keluarin semua stresnya, buang semuanya!" kata dia. Sebuah undangan yang sangat tepat untuk mereka yang datang dari kantor dan langsung ke tempat ini. Siapa coba yang nggak ingin teriak-teriak menyanyikan lagu-lagu dengan lirik penuh emosi dan amarah seperti milik Eaj? Apalagi kali ini bareng penyanyinya langsung!
Lirik lagu Eaj memang sangat emosional. Ketika menyanyikannya secara live, rasanya nendang banget. Dia nggak pernah gagal menjajal nada-nada tinggi di setiap lagu, membuat semua emosi yang ingin dia nyanyikan lewat lagu itu sampai ke penonton bahkan yang berdiri di paling belakang kelas GA sekali pun.
Pemilik nama asli Park Jae Hyung itu memberikan banyak kejutan buat Jars di konsernya malam itu. Salah satunya adalah penampilannya dengan Hindia (Baskara Putra) membawakan lagu kolaborasi mereka Right Where You Left Me. Momen ini jadi penting dan memorable banget karena ini adalah pertama kalinya lagu itu dibawakan live, pertama kalinya Eaj dan Hindia sepanggung setelah lagu ini rilis, dan ditutup dengan interaksi bro-gemas-penuh-sayang antara keduanya.
Kejutan kedua mungkin yang paling random: Eaj menghentikan konsernya di tengah-tengah karena ada fans yang pingsan karena berdesakan.
"Pause pause pause!" teriak Eaj ketika menyadari kejadian itu dari atas panggung. Setelah meminta staf buat membagikan air minum ke semua orang yang ada di festival, dia ikut turun langsung menggotong kardus air mineral, naik ke pagar, lalu menyalurkan air minum ke semua penggemar.
![]() |
Di encore, Eaj turun panggung lagi tapi kali ini bukan untuk membagikan minuman melainkan buat nyanyi di tengah-tengah penggemar. Dia melebur bersama penonton di kelas GA dan berpindah-pindah dari satu spot ke spot lain demi memastikan semua fans di semua posisi berdiri mereka bisa melihatnya dengan jelas.
Sebelum konser, detikpop sempat berbincang dengan Eaj soal konsep konser ini dan dia membahas seorang karakter yang diikuti oleh awan hujan. Pria yang juga akrab disapa Jae itu juga membahas narasi yang berusaha dia sampaikan di jeda antara segmen konser.
Sayangnya hal ini tidak tersampaikan dengan baik. when the rain stopped following me mengemas narasi yang disampaikan Eaj hanya lewat audio tanpa visual di layar. Mungkin nggak akan masalah kalau kualitas audio yang ditawarkan di venue mumpuni. Promotor perlu melakukan perbaikan di sektor tersebut karena audio system yang digunakan buat konser ini jauh dari kata sempurna.
Kesalahan teknis juga terjadi di sepanjang acara dan sangat terasa canggung. Apalagi ketika layar di belakang panggung berubah dari looping video yang menampilkan visualizer Eaj jadi desktop Windows lengkap dengan Taskbar-nya. Jeda menuju ke fan project juga terjadi cukup lama, bikin beberapa orang bertanya-tanya "ini udah kelar belum sih?". Salah satu fans yang ditemui detikpop usai acara juga menjelaskan ketidakteraturan sistem antrean saat sesi hi-bye.
"Pas sesi hi-bye, kenapa nggak diatur barisan yang rapi dulu sih? Baris rapi dulu, baru naik ke panggung," kata Ara kepada detikpop, mengisyaratkan sesi ini berlangsung seperti tanpa persiapan dan terburu-buru meski sudah ada di rundown.
"Sebagai fans yang nonton di GA, sempat bingung ini mau mulai baris dari mana? Akhirnya kan sempat ada yang saling serobot. Tapi untung Jars pada tertib," kata dia lagi.
![]() |
Ara juga mengkritik promotor soal panggung yang terlalu pendek sehingga ada momen Eaj nggak terlihat dari belakang. Saat tampil, Eaj memang sangat aktif. Kadang-kadang dia berlutut dan bernyanyi menikmati momen dalam posisi itu.
Juga soal aturan larangan air minum yang pada akhirnya malah bikin ramai ketika ada yang pingsan. Ara menyayangkan keputusan promotor buat menjual air minum (satu botol kecil Rp 50 ribu) di awal acara sampai akhirnya dibagikan gratis.
"Panggungnya pendek banget! Terselamatkan karena Eaj blusukan. Aku udah di barikade GA aja harus ada usaha ekstra buat ngeliat dia, sampai aku harus ke belakang biar leluasa ngeliat dia. Tapi pas sampai belakang aku malah bingung, dia di mana sih? Nggak keliatan saking pendeknya panggung itu. Sama sound-nya emang, beberapa kali mikforonnya berdengung," tutup Ara.