Bring Her Back: Horor Sakit Jiwa

Candra Aditya
|
detikPop

EDITORIAL RATING

4/5

AUDIENCE RATING

-
Bring Her Back

Video misterius, bocah dengan pandangan seram dan rahasia yang menakutkan. Bring Her Back adalah film kedua dari Danny dan Michael Philippou (dikenal dengan nama panggung mereka RackaRacka) setelah Talk To Me yang membuat semua penonton stres beberapa waktu lalu. Dengan ide yang segar dan pendekatan horor yang lebih sakit, film kedua mereka ini jauh lebih suram dan depresif daripada kisah tentang bocah-bocah yang bermain dengan arwah demi kesenangan sementara.

Sinopsis Bring Her Back

Adegan dalam film Bring Her Back (2025).Adegan dalam film Bring Her Back (2025). Foto: dok. Sony Pictures Releasing International/A24

Tokoh utamanya adalah dua bersaudara Andy (Billy Barratt) dan Piper (Sora Wong) yang menemukan ayah mereka meninggal dunia di kamar mandi. Dalam sekejap masa depan keduanya terasa muram sampai seorang ibu bernama Laura (Sally Hawkins) memutuskan untuk menjadi ibu asuh mereka. Dan seperti semua horor yang sudah kamu tonton, semuanya berjalan baik-baik saja meskipun tanda-tanda keanehan sudah hadir-garis putih di halaman depan, bocah yang tidak bicara dan kenyataan bahwa Laura terlihat seperti sedang akting seperti orang yang baik.

Keanehan memuncak ketika bocah yang diasuh oleh Laura, Oliver (Jonah Wren Phillips), tiba-tiba melakukan sesuatu yang tak terduga yang membuat Andy panik luar biasa-semakin kamu tidak tahu, semakin bagus. Usahanya untuk menyelamatkan si bocah terbentur Laura yang semakin menunjukkan keanehan. Ketika Andy tersadar bahwa ada yang tidak beres dengan Laura, semuanya sudah terlambat.

Adegan dalam film Bring Her Back (2025).Adegan dalam film Bring Her Back (2025). Foto: dok. Sony Pictures Releasing International/A24

Review Bring Her Back

Ditulis oleh Danny Philippou dan Bill Hinzman, Bring Her Back berbagi DNA yang sama dengan Talk To Me. Dua film ini membahas tentang perasaan duka yang dirasakan oleh karakter utamanya. Jika film pertamanya menggunakan anak muda dan budaya senang-senang remaja untuk membingkai mimpi buruk, Bring Her Back tidak tertarik untuk berpura-pura bahagia. Dari film ini dibuka sampai ending credit, nuansa Bring Her Back sudah tidak bisa diselamatkan lagi-aura getir, nelangsa dan putus asa terasa kuat.

Bagian terbaik dari Bring Her Back, seperti halnya yang dilakukan Danny dan Michael Philippou dalam debut penyutradaraannya, adalah kemampuan mereka untuk bisa menyatukan horor high-brow tapi pada yang bersamaan mereka tidak pernah mengecewakan pecinta horor sejati.

RackaRacka tahu bagaimana membuat kisah yang tidak biasa, di saat yang bersamaan juga tidak ragu-ragu menampilkan visual yang akan membuat penontonnya loncat dari kursi. Kalau kengerian Talk To Me bersumber pada permainan apakah semua yang dilihat karakter utamanya nyata atau halusinasi, Bring Her Back agak sedikit lebih straight-forward: apa sebenarnya motivasi Laura?

Adegan dalam film Bring Her Back (2025).Adegan dalam film Bring Her Back (2025). Foto: dok. Sony Pictures Releasing International/A24

Dibutuhkan aktor yang mempunyai kemampuan akting yang menawan untuk bisa memainkan karakter kunci dalam film ini. Keputusan pembuatnya untuk menaruh Sally Hawkins sebagai Laura adalah pilihan yang sangat cerdas. Bagi penonton Paddington, kemampuan Hawkins untuk terlihat hangat dan penyayang jelas sudah tidak bisa diragukan lagi. Dan di sinilah Hawkins memainkan penonton.

Ia tahu bahwa ia bisa dengan mudah menunjukkan sisi maternal yang hangat. Dan ketika Laura mulai melakukan hal-hal yang aneh, dimulai dengan hal sekecil manipulasi sampai nanti Bring Her Back menunjukkan naluri yang sebenarnya-Sally Hawkins menjadi sangat menyeramkan.

Yang juga membuat permainan Hawkins luar biasa adalah kenyataan bahwa ia tidak pernah lupa dengan roh film ini. Bring Her Back memang sebuah horor yang didesain untuk membuat penontonnya tidak nyaman tapi pada saat yang bersamaan ini adalah cerita tentang seorang ibu yang sangat berduka. Pondasi kesedihan ini tidak pernah Hawkins lupakan sehingga Bring Her Back menjadi sebuah roller-coaster emosi yang lumayan mengurai air mata. Jangan kaget kalau kamu tiba-tiba merasakan kesedihan yang tak terduga di menit-menit terakhir Bring Her Back.

Adegan dalam film Bring Her Back (2025).Adegan dalam film Bring Her Back (2025). Foto: dok. Sony Pictures Releasing International/A24

Barratt, Wong dan Wren Phillips juga memberikan penampilan seimbang dengan Hawkins yang akhirnya membuat Bring Her Back menjadi sebuah mimpi buruk yang mempesona. Kalau kamu mencari horor yang mengguncang jiwa, ini adalah jawabannya. Ajak semua teman-temanmu yang gila karena Bring Her Back akan membuat jiwa-jiwa yang lemah terpuruk di kursi bioskop.

Bring Her Back dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia

GenreHoror Supranatural
Runtime104 Menit
Release Date6 Juni 2025 (Indonesia)
Production Co.Causeway Films
RackaRacka
DirectorDanny Philippou
Michael Philippou
WriterDanny Philippou
Bill Hinzman
CastBilly Barratt
Sora Wong
Jonah Wren Phillips
Sally Hawkins

---

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.


TAGS


MOVIE LAINNYA

SHOW MORE