2024 Tahun Emas Perfilman Nasional, Horor Bukan Rajanya

Dari data yang dimuat Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) pada 2024 mencatat pencapaian penting. Mereka menyebutkan jika jumlah film layar lebar tertinggi sepanjang empat tahun terakhir, yaitu total berjumlah 540 judul yang terdiri dari film nasional dan film impor.
Bahkan ini pertama kalinya film layar lebar nasional melampaui jumlah film asing yaitu, 285 judul film nasional dibandingkan 255 judul film impor. Dari total jumlah 285 judul film nasional tersebut, tercatat didaftarkan oleh pemilik film sebanyak 140 Rumah Produksi (PH). Hal ini menunjukkan perkembangan signifikan pada industri film nasional.
Sistem Administrasi Sensor Berbasis Elektronik (e-Sias) LSF juga mencatat bahwa film dengan genre horor berjumlah 87 judul film (30,5%). Jumlah ini lebih sedikit dibanding genre drama yang total berjumlah 141 judul (49,5%).
![]() |
Kemudian menduduki peringkat selanjutnya ada film pendek sebanyak 24 judul film (8,4%), genre dokumenter sebanyak 12 judul film (4,2%), romance sebanyak 6 judul film (2,1%), genre kartun/animasi sebanyak 4 judul film (1,4%), genre komedi sebanyak 4 judul film (1,4%), genre action sebanyak 3 judul film (1,1%), dan masing masing 1(satu) judul film untuk genre biografi, science fiction, epik, serta musikal.
Data ini menunjukkan jika film Indonesia tak lagi dikuasai oleh genre horor di mana justru malah drama yang lebih banyak. Meski begitu keragaman genre yang dihadirkan masih kurang beragam dengan ketimpangan pada dua genre besar tersebut.
Sementara itu untuk penggolongan penonton film di Bioskop dapat diklasifikasikan berdasarkan kategori usia dengan perolehan angka sebesar 227 judul atau (42,1%) untuk penggolongan usia (13+) dan penggolongan usia (17+) sejumlah 192 judul atau (35.6%), penggolongan usia Semua Umur sejumlah 106 judul atau (19,6%), dan penggolongan usia (21+) sejumlah 15 judul atau (2,7%).
Baca juga: Efek Bola Salju Vina: Sebelum 7 Hari |
Untuk film impor sendiri Amerika Serikat masih berdiri di posisi teratas dengan 106 judul film atau senilai 41,57%. Setelahnya ada Korea Selatan dengan 43 judul atau 16,87%, lalu India dengan 26 judul atau 10,2%, Jepang dengan 31 judul atau 12,15% dan Thailand dengan 13 judul atau 5,1%.
Pada kategori film impor sendiri didominasi oleh genre action yang mencapai 52 judul (20,4%) sementara drama mencapai 42 judul (16,5%).
Hal ini menunjukkan jika penonton Tanah Air masih haus akan hadirnya film-film action yang ternyata masih banyak disupply oleh luar negeri.
(ass/dar)