Kingdom of the Planet of the Apes: Isinya Daging Semua

Synopsis:

Dalam Kingdom of the Planet of the Apes masa Caesar yang menjadi pemimpin di tiga film sebelumnya sudah lama berlalu. Manusia berada di ujung kepunahan.

Virus yang membuat para kera itu menjadi pintar mempunyai efek yang sebaliknya terhadap manusia. Gedung-gedung menjadi bangkai dan menjadi rumah berbagai jenis tumbuhan.

Para kera yang sebelumnya kita kenal sebagai makhluk yang sangat pintar, sekarang terlihat jauh lebih sederhana. Setidaknya itu yang penonton akan lihat dari Klan Elang.

Dari pembukaannya penonton diajak untuk melihat bagaimana suku ini menggunakan burung tidak hanya sebagai alat untuk bertahan hidup tapi juga security yang mumpuni.

Tiga kera remaja; Noa (Owen Teague), Soona (Lydia Peckham) dan Anaya (Travis Jeffrey); mencari telur burung elang yang akan dipakai untuk upacara besok. Aksi mereka sempat terganggu oleh kemunculan sosok misterius yang ketiga kera ini yakini sebagai Echo, sebutan mereka untuk manusia.

Tapi kehadiran Echo hanyalah puncak dari gunung es. Noa menemukan dirinya di sebuah posisi yang mengenaskan ketika kera-kera lain muncul dan mulai menyerang sukunya. Rumahnya terbakar, keluarganya diculik. Satu-satunya cara adalah mencari tahu siapa kera-kera yang melakukan ini semua.

Dan ternyata mengetahui siapa dalang ini semua bukanlah jawaban yang ia cari.

Review:

Reboot serial Planet of the Apes yang dimulai dengan Rise of the Planet of the Apes pada tahun 2011 seharusnya tidak melahirkan salah satu trilogi terbaik dekade lalu.

Secara teori dan melihat bagaimana Hollywood memperlakukan intelectual property mereka demi pasar baru, eksekusi ini harusnya tidak berjalan dengan baik.

Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Rise of the Planet of the Apes tidak hanya dicintai oleh kritik tapi juga penonton. Anomali berikutnya adalah kenyataan bahwa sekuel dari reboot tersebut justru melebihi ekspektasi penonton dan kritikus film.

Film terakhirnya War of the Planet of the Apes dan terutama film keduanya yang berjudul Dawn of the Planet of the Apes, menjadi salah satu sekuel paling mengesankan yang pernah ada. Tentu saja Hollywood tidak akan membiarkan franchise yang keren menganggur begitu saja. Mereka akan mencoba mengeksploitasinya sampai penonton bosan dan nanti mungkin di masa depan mereka akan mencobanya lagi.

Kingdom of the Planet of the Apes, seri terbaru dari proyek reboot ini, sekali lagi seharusnya hanya akan menjadi satu lagi film yang dimaksudkan untuk mencari pundi-pundi dollar. Tapi realitanya film garapan Wes Ball ini membuktikan prasangka terburuk saya.

Ternyata masih banyak kisah yang bisa dieksplor dari dunia ini. Yang lebih mengejutkan, ketika film berakhir saya menginginkan kelanjutannya.

Cuplikan adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Dok. Ist

Ditulis oleh Josh Friedman (yang bertanggung jawab atas War of the Worlds versi Spielberg), film ini mengukuhkan bahwa eksplorasi tema soal kemanusiaan tidak akan pernah terasa usang.

Menyaksikan bagaimana keras berusaha keras untuk menjalani hidup dengan baik justru menjadi refleksi yang sangat terang. Friedman menempatkan penonton di posisi yang menarik. Kita semua tahu bagaimana sifat asli manusia dan kegemarannya dengan kehancuran.

Penonton juga tahu bahwa harmoni adalah sesuatu yang bisa dicari semua makhluk hidup. Tapi bisakah kita hidup dengan seimbang kalau kita memiliki agenda masing-masing?

Yang juga menarik dari Kingdom of the Planet of the Apes adalah bagaimana pembuatnya sama sekali tidak terburu-buru untuk mengisi durasinya dengan set pieces.

Blockbuster zaman sekarang memang mempunyai kecenderungan menyiksa penonton dengan durasi yang lama hanya untuk mengisinya dengan berbagai adegan mahal.

Dalam satu sisi, durasi 145 menit tanpa ledakan-ledakan khas Hollywood memang menjadikan film ini terasa lambat (terutama di awal-awal film).

Cuplikan adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Dok. Ist

Tapi di saat yang bersamaan saya cukup kagum dengan kepercayaan diri Wes Ball untuk membuat penonton bersabar karena ia menggunakan semua waktunya untuk mengenalkan karakter utamanya.

Bagaimana pun juga film ini adalah pancingan untuk franchise yang baru. Kalau kamu tidak peduli dengan nasib karakter utamanya, bagaimana masa depan serial ini?

Tidak seperti trilogi sebelumnya yang masih menggunakan nama besar untuk menarik penonton, film ini memilih aktor-aktor yang tepat. Dari semua cast yang ada, mungkin nama Kevin Durand (yang baru saja nongol di Abigail) dan William H. Macy yang paling terkenal.

Wes Ball tahu bahwa ia lebih butuh aktor yang mumpuni karena toh bentuk mereka akan berubah. Keputusannya tidak salah karena Owen Teague berhasil membuat saya tenggelam dengan permainannya.

Bahkan dalam bentuk kera, saya percaya sepenuhnya dengan semua emosi yang ia sampaikan. Peter Macon sebagai Raka bahkan berhasil mencuri adegan dengan humornya yang pas. Freya Allan sebagai salah satu figur manusia terpenting juga berhasil membuat saya penasaran berkat penampilannya yang pas.

Cuplikan adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Dok. Ist

Ditutup dengan klimaks yang sensasional, Kingdom of the Planet of the Apes pada akhirnya membuktikan bahwa tidak semua blockbuster Hollywood tertarik untuk mengajak penonton duduk pasif.

Kadang kala, ternyata ada juga blockbuster seperti film ini yang mau repot-repot mengajak penonton untuk sedikit refleksi.

Apakah konklusi film ini berakhir dengan nada optimis atau pesimis, itu semua tergantung pandangan kamu. Tapi yang jelas saya menjadi salah satu orang yang menanti babak terbaru Noa yang berikutnya.