Syuting World War Z Lebih Chaos dari Filmnya

Hal ini didasarkan pada besaran jumlah pendapatan yang mereka hasilkan jika dibandingkan dengan modal atau biaya produksi yang dikeluarkan seperti pada The Blair Witch Project (biaya produksi $ 750 ribu dan pendapatan $ 248,6 juta), Halloween (biaya produksi $ 325 ribu dan pendapatan $ 70 juta) hingga Paranormal Activity ($ 15 ribu dan pendapatan $ 194 juta).
Beberapa film horor pun menerapkan konsep yang hampir serupa dengan formula jika bintang ternama gak melulu penting dalam genre tersebut dan hal ini cukup efektif untuk menekan biaya produksi. Beberapa perusahaan seperti Blumhouse Production pun kerap menerapkan hal ini dengan film-film horor berbiaya rendah.
Meski begitu ada pula beberapa studio besar yang tetap menggarap film horor dengan biaya yang cukup fantastis, seperti I Am Legend, It Chapter Two, Van Helsing dan World War Z. Dan untuk gelar film horor termahal pun jatuh pada World War Z.
Proses syuting yang disebut lebih chaos dibandingkan kondisi dalam filmnya, membuat project itu terpaksa menguras tenaga, pikiran dan uang lebih besar. Kekacauan dimulai sejak awal produksi di mana Plan B (perusahaan milik Brad Pitt) dan Appian Way (perusahaan milik Leonardo DiCaprio) bersaing mendapatkan proyek ini.
Brad Pitt menang dan bersama dengan Paramount mengamankan hak untuk membuatnya dengan mengontrak Michael Straczynski (penulis Thor) sebagai penulis naskahnya yang kemudian hasilnya bocor di internet pada 2008 dan membuat banyak sutradara ternama tertarik untuk menggarapnya.
![]() |
Entah kenapa pilihan mereka justru jatuh pada Marc Forster (Quantum of Solace) yang dikenal bermasalah hampir di setiap syuting. Tak butuh waktu lama, Forster dan Straczynski pun bertengkar hebat hingga akhirnya membuatnya keluar dari proyek itu dan digantikan oleh Matthew Michael (The Kingdom) sebagai penulis naskah yang baru.
Masalah tak berhenti di sini, Forster ternyata tak bisa menangani jadwal dengan baik sehingga proses syuting malah telat tiga minggu dari apa yang mereka rencanakan karena masih berkutat dengan pembahasan bagaimana tampilan zombie yang akan dimunculkan di sana.
Syuting baru dimulai pada pertengahan 2011 dan kala itu mereka hanya menyiapkan dana sebesar $ 125 juta. Syuting pun dilakukan di Malta untuk adegan di Yerusalem dengan melibatkan 1000 ekstras yang berisikan warga lokal dan ratusan kostum. Beberapa adegan ternyata tak berjalan lancar dan terpaksa ditunda yang mana membuat biaya makin membengkak, belum lagi beberapa cedera yang dialami kru dan para ekstras.
![]() |
Kejadian ini membuat dana yang disiapkan tersebut habis lebih cepat hanya dalam jangka waktu beberapa minggu saja. Masalahnya gak berhenti di sana, pada saat syuting di Budapest (untuk adegan di Rusia), tim SWAT Hungaria menggerebek gudang penyimpanan senjata yang digunakan sebagai properti syuting.
Hal ini terjadi karena mereka menuliskan dalam dokumen impor jika senjata itu tak berfungsi, namun nyatanya masih aktif. Brad Pitt dan seluruh bos proyek itu pun terancam hukuman pidana gegara kasus tersebut meski akhirnya mereka berhasil menjelaskannya dan akhirnya senjata-senjata itu dikembalikan dan masalah pun diselesaikan.
Kejadian ini membuat masalah dalam adegan di Budapes yang menjadi akhir bagian film tersebut. Mereka pun mencoba mengakalinya dengan mengajak Damon Lindelof (Lost) untuk menulis ending alternatif di proyek itu. Ia pun akhirnya mengajak Drew Goddard untuk membantunya dan membuat mereka terpaksa menggelontorkan uang mencapai $ 20 juta untuk adegan itu.
Dalam beberapa laporan disebutkan jika film yang dibintangi Brad Pitt tersebut menghabiskan biaya hingga melebihi $ 260 juta, jumlah yang sangat besar dibandingkan film-film horor lainnya. Di atas kertas mereka awalnya hanya menyebutkan biaya produksi sebesar $ 190 juta, namun akibat serangkaian masalah itu membuat biaya yang dihabiskan jauh membengkak melebihi dana yang disiapkan.
(ass/pig)