Siksa Kubur Buat Anda Akan Percaya!

Film berangkat mengikuti perspektif dari Sita (Faradina Mufti) bersama dengan abangnya Adil (Reza Rahardian). Cerita bergerak dengan pembuktian akan adanya siksa kubur.
Berbeda dengan formulasi naratif di film-film sebelumnya, kali ini Joko Anwar berusaha membangun rasa percaya dari berbagai aspek di dalam filmnya termasuk dari agama Islam.
Dari sanalah plot bergerak mengikuti karakter Sita, bukan seperti pada film horor pada umumnya, cerita Siksa Kubur dikemas dengan kompleksitas yang cukup tinggi bahkan terbilang melebihi dari Pengabdi Setan.
Kompleksitas alur dan juga plot yang berlapis terasa efektif digunakan pada film ini untuk membangun rasa kepercayaan penonton yang dimana perspektif dari penonton akan diputar-putar sampai pada akhirnya menemukan suatu inti dari film ini adalah percaya.
Selain dari plotnya, tiap karakter ini dibuat serealistis mungkin dari emosi dan adegan yang ditampilkan di film ini. Sehingga penonton dapat merasakan walaupun film ini fiksi, karakter yang ditampilkan terasa hidup sama seperti manusia di dunia nyata pada umumnya.
Joko Anwar sendiri pernah mengatakan tiap karakter yang ia buat sudah diberi latar belakangnya masing-masing, tujuannya agar mencapai realisme itu. Agar penonton dapat merasakan karakter itu hidup di sekitar kita, dan karakter itu bisa jadi seseorang yang kita kenal.
Visual yang ditunjukkan di film ini juga mendukung kesan realistis tersebut. Dengan menggunakan berbagai praktikal dan juga membuat visual efek yang terkesan nyata, setiap gambar yang ditampilkan menanamkan pengalaman nyata ke benak para penonton.
Pada akhirnya konteks penggunaan siksa kubur bukan jadi embel-embel belaka. Siksa Kubur berhasil mengingatkan masyarakat tentang nyatanya akan hari itu dan mengingatkan manusia untuk tetap taat pada agama.
Segala aspek yang ada di film ini juga berdasarkan dari riset yang dilakukan tim terhadap hadis, tokoh agama, dan juga internet. Yang pasti Joko Anwar sangat menghindari film ini akan mengeksploitasi agama melainkan, ia berharap film ini bisa menjadi pengingat manusia bila melakukan kejahatan dan dosa.
Walau mengangkat isu sosial yang kurang familiar, pada akhirnya rasa kepercayaan penonton pada film ini tercapai dengan kesan film yang mengingatkan akan adanya siksa kubur.
Beberapa adegan di filmnya nanti juga akan menampilkan dampak dari siksa kubur dan bagaimana manusia memaknai akan adanya siksa kubur. Untuk itulah agama di film ini berperan sebagai pengingat dan juga pedoman hidup kepada manusia untuk menjalankan hari-harinya.
Akhirnya setelah sekian lama dunia sinema ditempa dengan horror yang terkesan repetitis, Siksa Kubur hadir dengan mengusung tujuan film yang baru, yakni membuat penonton percaya. Bukan sekedar percaya bahwa film nya terasa nyata namun juga percaya akan adanya siksa kubur nantinya.
(pus/pus)