Blitz: Potret Sepia London Sang Pemeran Utama
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis Blitz:
George, diperankan oleh Elliott Heffernan, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun merupakan bocah pemberani. Dia hidup di keluarga kelas pekerja, bersama ibunya Rita (Saoirse Ronan), dan kakeknya, Gerald (Paul Weller).
George yang merupakan ras campuran, sama seperti bocah lainnya di wilayah itu di Inggris, dia dievakuasi ke desa karena dianggap sebagai lokasi aman selama Perang Dunia Kedua. Tapi di perjalanan, George melarikan diri, lompat dari kereta api buat kembali ke ibu dan kakeknya.
Sepanjang perjalanan kembali, George menempatkan dirinya dalam bahaya yang gak terduga. Sebuah perjalanan epik buat seorang bocah berusia 9 tahun.
Review Blitz:
George merupakan anak dengan ayah seorang imigran yang dideportasi sebelum dirinya lahir. George tumbuh dengan menanggung hinaan dari sesama dan orang yang lebih dewasa.
Tapi secara keseluruhan, Blitz itu sama sekali gak tertarik bikin cerita perang. Makanya, fokusnya bukan sama Sekutu vs Nazi, tapi soal orang tua yang dipaksa buat mengirim anak-anak mereka pergi. Soal kelas pekerja yang kudu melawan polisi buat berlindung, dan soal kaum minoritas yang melawan agresi dalam kesehariannya.
Rita mengevakuasi George dengan enggan ke desa, bersama anak-anak lainnya di wilayah perkotaan dengan kereta api. Di tengah perjalanan, George memutuskan buat melompat.
Dalam perjalanan George buat kembali ke rumah, seperti diduga, dia yang tadinya disepelekan justru jadi pahlawan gak terduga. Dia berhasil melakukan satu hal penting yang membuat orang-orang di stasiun bawah tanah selamat dari kematian.
Perjalanan Rita juga gak kurang dari cerita-cerita menarik. Sebagai pekerja pabrik, dia gak cuma berusaha jadi ibu terbaik, tapi juga melakukan pergerakan-pergerakan politik.
Rita yang diperankan Saoirse Ronan, kayak gak bikin kejutan apapun. Kita kayak udah biasa melihat penampilannya yang brilian, memainkan peran ibu yang dilanda kekhawatiran dengan sempurna.
Sutradara Steve McQueen itu juga kayak biasa, memberikan kamu kedalaman karakter yang gak bikin cerita Blitz monoton. Bahkan, pencuri jahat bernama Albert pun diberikan gambaran yang bikin penampilannya sulit dilupakan. Bagaimana seseorang yang punya isu mental menjalani hidup tanpa pendampingan. Dia adalah sosok yang bikin George makin terjerembab, ketika George dipaksa buat mencuri barang berharga mayat-mayat korban perang.
McQueen gak mengambil pendekatan kayak 12 Years a Slave yang lebih kepada kejahatan terhadap budak kulit hitam yang gak berdaya. Di sini, dia gak banyak memotret kekerasan antarmanusia, bahkan dia dengan mudah membiarkan bahaya perang seolah berbicara sendiri.
Kamu bisa melihat bagaimana London berjuang keras menghadapi bom. Petugas pemadam kebakaran menarik selang, berusaha mengendalikan kobaran api di rumah-rumah yang terdampak. Sirene berbunyi, sementara kerumunan orang yang marah bikin situasi makin panik. Tempat penampungan penuh, jeritan-jeritan terdengar putus asa.
Gambar kilatan gak cuma muncul dari serangan blitzkrieg, tapi juga dari pesta-pesta di kelab kelas atas. Dia juga memotret adegan lantai dansa dengan iringan musik jazz, bagaimana musisi dengan lagu-lagu keren tampil silih berganti.
Tapi perlu dikasih garis bawah, Elliott Heffernan dan Saoirse Ronan itu kayak cuma pemeran pendukung saja dalam Blitz. McQueen sebetulnya menjadikan London dengan nada sepia sebagai karakter utama dalam film tersebut.