Rayakan Hari Kartini, Sendratari Habis Gelap Terbitlah Terang Digelar 20 April

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Latihan Pertunjukan Habis Gelap Terbitlah Terang
Prosesi latihan sendratari Habis Gelap Terbitlah Terang digelar di Rumah Alexandra, Kemang, Jakarta Selatan. Foto: Courtesy of Reza Sahertian
Jakarta -

Merayakan hari Kartini pada 21 April, pertunjukan sendratari Habis Gelap Terbitlah Terang siap membius pencinta seni. Pentasnya diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) pada Minggu malam (20/4).

Pementasan berdurasi 1,5 jam bakal menghadirkan tarian klasik Bedhaya dari Adicipta Paundrakarna Production asuhan GPH Paundrakarna JS, tari kontemporer dan modern sampai tarian tango khas Argentina.

Produser sekaligus penggagas Ratih Soe menceritakan konsep tarian Habis Gelap Terbitlah Terang tahun lalu sukses diselenggarakan di Komunitas Salihara dengan momen yang sama. Pementasan yang kedua kalinya ini secara konsep sama.

"Secara konsep, cukup lumayan lama persiapannya. Kolaborasi tahun ini lebih kental ada tari Jawa, kontemporer, dan saya sebagai penari tango juga memasukkan tarian tango ke dalam cerita," katanya ketika diwawancarai detikpop di Rumah Alexandra, kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada Rabu (16/4/2025).

Judul pertunjukan yang sengaja diambil dari buku kumpulan surat yang ditulis RA Kartini jadi inspiratif bagi tim Ratih Soe dan kolaborator lainnya.

"Pementasan ini secara konsep sama, ingin women support women. Pada masanya RA Kartini nggak ada kebebasan buat memilih, tahun sekarang dengan spirit Ibu Kartini, wanita berhak memilih apa yang kita mau tanpa harus dipaksakan," terangnya.

Latihan Pertunjukan Habis Gelap Terbitlah TerangLatihan Pertunjukan Habis Gelap Terbitlah Terang digelar pada Rabu (16/4/2025) di Kemang, Jakarta Selatan. Foto: Courtesy of Reza Sahertian

Spirit RA Kartini itulah yang diusung selama pementasan. "Spirit RA Kartini yang berprinsip itulah yang kami usung," tegasnya.

Koreografer sekaligus sutradara Denny Malik pun menimpali, pementasan Habis Gelap Terbitlah Terang berbeda dari tahun sebelumnya. "Hampir 80% itu adalah tarian, makanya aku bilang ini disebut dengan sendratari. Lebih padat tariannya," terang Denny Malik.

Tapi Denny menegaskan tari Bedhaya yang ditampilkan nggak akan hilang pakemnya. "Kami menampilkan kontemporer, modern, tapi ya itu tugas saya menggabungkan tari tradisi klasik, kontemporer. Ya, di Indonesia disebut dengan koreografi, nggak akan ada dialog juga. Kesedihan, kemarahan, keinginan, hasrat, dan lain-lain semuanya masuk ke dalam koreografi," katanya.

Pentas yang memasukkan dua budaya Indonesia dan Argentina juga disii oleh tim di balik layar lainnya yakni direktur musik Roedyanto, penulis naskah Agung Bawantara, dan dimeriahkan oleh Denny Malik Contemporary Dancer, Adicipta Paundrakarna Production hingga Indonesian Tango Dancer.

Cara Populerkan ke Generasi Z

Menurut Ratih Soe, pentas sendratari Habis Gelap Terbitlah Terang juga sebagai salah satu cara mempopulerkan ke generasi muda khususnya Gen Z.

"Dilihat banyaknya penari dan pemeran kami yang anak muda, pertunjukan ini memang ingin mempopulerkan kepada Gen Z. Kami juga regenerasi, ada tiga pemeran utama anak muda yang mewakili Gen Z," tukasnya.

Ketiga pemain utama tersebut adalah Victoria Kosasie sebagai Kartini, Aisyah Fadhila sebagai Roekmini, dan Allysha Larasati berperan sebagai Kardinah.




(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO