Mengintip Proses Latihan Teater Populer Lakon Dag Dig Dug

Slamet Rahardjo bersama Niniek L Karim sudah ada di atas panggung kecil. Di belakangnya, ada latar dua kursi tamu dan baju-baju yang digantung di lemari. Niniek L Karim menyeduh kopi lalu menyilakan kepada suaminya (Slamet Rahardjo) dalam lakon Dag Dig Dug.
"Tahu bulat.. tahu bulat, digoreng dadakan," suara pedagang tahu bulat keliling yang lewat di depan rumah mereka.
Bapak yang juga sebagai pemilik indiekos bersama Ibu tak punya anak kandung. Rumahnya yang besar diubah jadi kos-kosan sampai mengangkat mereka jadi anak angkat, salah satunya Chaerul Umam.
![]() |
Suatu hari, Bapak menerima telegram akan kematian anak angkatnya yang jadi aktivis kemanusiaan. Kabarnya, Chaerul Umam ditabrak lari sampai nyawanya melayang. Penyebar kabar kematian adalah kerabat Chaerul Umam, Giarno dan Giarto yang masing-masing diperankan oleh Donny Damara dan Reza Rahadian.
Konflik berlanjut, uangnya mau di kemanakan, mengapa uangnya tak sama dengan kwitansi bermaterai? Mengapa kematian Chaerul Umam seakan jadi polemik di masa lampau?
Slamet Rahardjo yang berperan sebagai Bapak sekaligus sutradara mengatakan karakter yang diperankannya adalah suara masyarakat biasa. "Orang biasa saja yang boleh ngomong. Konsep saya, kita adalah orang biasa dan izinkan kami bicara, karena Putu Wijaya idenya adalah Dag Dig Dug tentang lelaki itu bernama Chaerul Umam," terangnya.
Tokoh Chaerul Umam jadi sosok ideal di masanya. "Motivasinya orang hebat itu pergi selamanya. Setelah dia mati, menginspirasi buat kita. The real persahabatan abadi yang seperti apa," kata Slamet.
![]() |
Naskah Dag Dig Dug pertama kali dipentaskan Teater Mandiri pada 1977 silam. Skenario yang ditulis oleh Putu Wijaya berlatar peristiwa di Yogyakarta tentang kematian seorang aktivis dan uang yang diperebutkan banyak pihak.
Slamet cerita, ada nama-nama tokoh yang digantinya menjadi lebih kekinian. "Plot tetap, nggak saya ubah. Intinya si lemah, si tulus, si jujur, itu yang aku pahami dan aku setuju (dengan Putu Wijaya)," tukasnya.
Teater Populer dikenal sebagai salah satu kelompok teater Indonesia yang berdiri pada 1968. Kelompok yang didirikan oleh Teguh Karya dan kini diteruskan oleh Slamet Raharjo ini sudah memproduksi ratusan pertunjukan, melahirkan banyak bintang, dan menjadi ikon teater di Indonesia.
Teater Populer tidak hanya mempengaruhi dunia seni teater, tetapi juga menjadi jembatan untuk membawa elemen-elemen teater ke dunia perfilman Indonesia.
Lakon DAG DIG DUG diproduseri oleh Paquita Widjaja dan Samuel Wattimena dengan Co Produser Taba Sancabakhtiar. Selain menampilkan Slamet Raharjo, lakon DAG DIG DUG juga akan menampilkan Niniek L Karim, Donny Damara, Reza Rahadian, Kiki Narendra dan Jose Rizal Manua.
(tia/dar)