Bisnis Pariwisata AS Diprediksi Jeblok gegara Trump

Internasional

Bisnis Pariwisata AS Diprediksi Jeblok gegara Trump

Muhammad Lugas Pribady - detikKalimantan
Sabtu, 17 Mei 2025 23:58 WIB
Menikmati waktu senja tak melulu dari kawasan alam pegunungan. Salah satunya dari sudut perkotaan. Nah, seperti apa penampakan senja di New York?
Suasana senja di New York (Foto: Anadolu Agency/Getty Images)
London -

World Travel and Tourism Council (WTTC) yang berbasis di London, Inggris, memprediksi pesona Amerika Serikat (AS) memudar, Bisnis pariwisata jeblok. Ini semua imbas kebijakan imigrasi ketat di bawah pemerintahan Donald Trump.

AS diprediksi kehilangan sekitar USD 12,5 miliar atau setara lebih dari Rp 200 triliun dari belanja wisatawan asing pada 2025.

detikTravel melansir CNA, Sabtu (17/5/2025), berdasarkan laporan yang disusun bersama Oxford Economics, AS menjadi satu-satunya negara yang akan mengalami penurunan pendapatan dari bisnis pariwisata tahun ini. Jumlah belanja dari turis mancanegara diperkirakan hanya akan mencapai USD 181 miliar atau Rp 2.896 triliun, turun sekitar 22,5% dibandingkan puncaknya satu dekade lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah pukulan telak bagi ekonomi AS, dampaknya menyebar ke masyarakat, pekerjaan, dan bisnis dari ujung timur ke barat," tulis WTTC dalam pernyataan resmi.

Presiden WTTC, Julia Simpson, menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai Pemerintah AS perlu segera turun tangan menyelamatkan sektor pariwisata.

"Negara lain sedang menggelar karpet merah untuk menyambut wisatawan, tapi Pemerintah Amerika Serikat justru memberi kesan 'kami tutup'," ujarnya.

Selain kebijakan ketat terkait imigran, Trump kerap melontarkan pernyataan politik kontroversial. Kebijakan tarif terhadap barang asing membuat banyak konsumen di luar negeri memboikot produk-produk Amerika.

Simpson juga menyampaikan bahwa rasa takut menjadi alasan utama sebagian orang enggan datang ke AS.

"Ada kekhawatiran soal visa, apakah mereka sudah mengurusnya dengan benar atau takut ditahan tanpa alasan. Ini membuat banyak orang ragu," kata dia seperti dikutip CNA dari New York Times.




(trw/trw)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads