Asal-usul Ce Hun Tiau, Cendolnya Pontianak Lengkap dengan Resepnya

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Rabu, 17 Des 2025 05:00 WIB
Ce Hun Tiau. Foto: Detikcom / Atiqa Rana
Pontianak -

Pernah dengar Ce Hun Tiau? Ini adalah minuman manis yang hampir selalu dicari di Pontianak, baik oleh warga lokal maupun para wisatawan. Sekilas hidangan ini terlihat seperti minuman manis lainnya seperti cendol, es campur, dan cincau. Tapi sebenarnya hidangan ini punya keunikannya sendiri.

Tidak heran jika Ce Hun Tiau sering disebut sebagai salah satu ikon kuliner dari Pontianak. Hidangan ini pun mudah ditemukan, terutama saat bulan Ramadan, menjelang waktu berbuka puasa. Bukan hanya enak dan menyegarkan, Ce Hun Tiau juga punya sejarah panjang yang dibawa dari Tionghoa ke Pontianak. Bagaimana ceritanya? Yuk, kita telusuri.

Asal Usul Ce Hun Tiau: Datang Bersama Migrasi Tionghoa

Sejarah Ce Hun Tiau tidak bisa dilepaskan dari kehadiran komunitas Tionghoa di Pontianak, khususnya kelompok berbahasa Tio Ciu (Teochew). Dalam kajian kuliner yang diterbitkan Politeknik Negeri Samarinda, disebutkan bahwa Ce Hun Tiau merupakan salah satu bentuk adaptasi makanan tradisional Tionghoa yang berkembang di wilayah Kalimantan Barat sejak lama.

Nama Ce Hun Tiau berasal dari dialek Tio Ciu yang secara sederhana merujuk pada olahan tepung yang dibentuk memanjang menyerupai mie atau balok kecil. Ce yang diambil dari kata "ciu berarti ubi/tetapi dalam konteks kuliner merujuk pada bahan dasarnya yang kenyal. Hun berarti tepung, dan tiaw berarti balok panjang atau helai panjang.

Olahan ini dibuat dari tepung sagu atau hun kwe, kemudian direbus hingga bertekstur kenyal. Seiring waktu, banyak versi yang menambahkan berbagai bahan pelengkap untuk menyesuaikan dengan bahan yang mudah ditemukan di Pontianak. Proses akulturasi ini yang membuat Ce Hun Tiau berkembang menjadi dessert khas daerah, bukan lagi makanan komunitas tertentu.

Pengakuan terhadap Ce Hun Tiau sebagai kuliner khas Pontianak juga semakin kuat ketika minuman ini masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) II Tahun 2017 dalam kategori minuman tradisional terpopuler. Pencapaian ini menegaskan bahwa Ce Hun Tiau telah menjadi bagian dari kuliner khas Pontianak yang diakui secara nasional.

Isian Ce Hun Tiau

Satu mangkuk Ce Hun Tiau berisi rasa yang beragam. Bukan hanya manis, tapi juga gurih, kenyal, dan lembut. Inilah yang membuatnya berbeda dari minuman manis lainnya.

Isian utamanya adalah ce hun tiau, adonan tepung sagu atau hun kwe yang dibentuk memanjang. Teksturnya kenyal tapi lembut, mirip cendol putih. Kondimen ini kemudian dipadukan dengan kacang merah rebus yang manis, ketan hitam, serta cincau hitam.

Beberapa penjual juga menambahkan bongko atau ati pari, yaitu kue kukus dari tepung hun kwe dan santan yang gurih. Seluruh isian tersebut kemudian disiram dengan kuah santan dan gula merah cair, lalu ditambahkan es batu supaya makin segar.

Ce Hun Tiau dan Tradisi Ramadan

Salah satu momen paling identik dengan Ce Hun Tiau adalah bulan Ramadan. Di Pontianak, hidangan ini hampir selalu menjadi pilihan utama untuk berbuka puasa. Kandungan gula, santan, dan sumber karbohidrat dari ketan hitam membuat tubuh cepat mendapatkan energi setelah seharian berpuasa.

Dari sini kita bisa melihat bagaimana Ce Hun Tiau sekarang bisa dinikmati siapa saja, pada momen apa saja, termasuk saat perayaan besar.

Resep Ce Hun Tiau Pontianak

Buat detikers yang penasaran bagaimana cara buatnya, di bawah ini detikKalimantan berikan resep mudah membuat Ce Hun Tiau sendiri dari rumah.

Bahan-Bahan

Bahan Bongko Pandan

  • 500 ml air pandan
  • 150 gram tepung hun kwe
  • 400 ml santan cair
  • 50 gram gula pasir
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1 sendok teh pasta pandan

Bahan Sirup Gula Aren

  • 250 ml air
  • 150 gram gula merah
  • 2 lembar daun pandan

Bahan Kuah Santan

  • 300 ml santan cair
  • 3 liter air
  • 1 lembar daun pandan
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh vanili bubuk
  • 100 gram gula pasir

Bahan Isian

  • 200 gram sagu gunting
  • Air secukupnya untuk merebus
  • Kacang merah rebus secukupnya
  • Bubur ketan hitam secukupnya
  • Es batu secukupnya

Cara Membuat

1. Membuat bongko pandan

Campurkan air pandan, tepung hun kwe, santan cair, gula pasir, garam, dan pasta pandan ke dalam panci. Aduk rata hingga tidak bergerindil, lalu masak dengan api sedang sambil terus diaduk sampai adonan mengental dan matang. Setelah itu, tuang adonan ke dalam cetakan dan biarkan hingga dingin dan mengeras. Jika sudah set, potong-potong sesuai selera dan sisihkan.

2. Membuat sirup gula aren

Masukkan air, gula merah, dan daun pandan ke dalam panci. Rebus hingga gula larut dan kuah mengental. Setelah matang, angkat dan sisihkan.

3. Menyiapkan sagu gunting

Rebus sagu gunting dalam air mendidih hingga matang dan transparan. Angkat, tiriskan, lalu sisihkan.

4. Membuat kuah santan

Masukkan santan cair, air, daun pandan, garam, vanili bubuk, dan gula pasir ke dalam panci. Masak sambil diaduk hingga mendidih dan semua bahan tercampur rata. Setelah matang, angkat dan biarkan hangat.

5. Penyajian Ce Hun Tiau

Siapkan mangkuk, masukkan es batu, bubur ketan hitam, kacang merah rebus, sagu gunting, dan potongan bongko pandan. Siram dengan kuah santan dan sirup gula aren secukupnya. Ce Hun Tiau siap disajikan.

Itu dia cerita di balik Ce Hun Tiau yang saat ini bisa ditemukan bahkan di luar daerah Pontianak. Silahkan dicoba resepnya, semoga bermanfaat.



Simak Video "Berpartisipasi dalam Tantangan Malam Hari dan Membagikan Merchandise di Pontianak "

(des/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork